Februari 28, 2011

Saat Senja Aku Pulang !

Senjaku..
Ku berdiri di sini.Tepat di sini. Yang kata orang-orang tempat ini adalah "meeting point". Ya, aku di sini. Di Menara jam Madinah, di depan Masjid Nabawy. Mengelilinginya, menatap langit dengan kemilaunya

Pada senja hari ini, kusampaikan salam terakhir. Padamu yang selalu menemani saat semesta jingga di langit Madinah merona,ketika matahari mulai merendah. Padamu juga, yang selalu menyapa di kala fajar mulai menyinsing dengan angin-angin yang menusuk kala itu.



Senjaku..
Ada jejak-jejak yang tertinggal di sini.Tentang kerinduanku terhadap Madinah. Tentang deretan munajat yang terlantun di Raudhoh, tentang anak-anak Madinah di pelataran Nabawy. Namun saat ini, biar kurapihkan lagi dalam diamku.Karena aku harus pamit bersama setiap asaku.


Kini, masih di sini kutitipkan munajat dan salam terindah untuk al mahbub.Tetaplah ada dan selalu ada senjaku, meski episode itu berganti. Di belahan bumi manapun diriku, engkau tetap senjaku. Senja terindah dengan semburat yang mempesona di langit Madinah.


Sungguh aku ingin kembali ke sini kala senja belum beranjak,bersama angin yang akan membawaku.Menjalani kisah yang sudah terukir di langit.


Senjaku..Kini aku pamit !




Madinah,25 Rabi'ul Awwal 1432 H, 01:14 dini hari
Menulisnya setelah membersamai senja di Nabawy kemarin.
Merekam kembali episode cinta Madinah,bersama setiap sudut nabawy,menara jam Madinah, Raudhah, payung-payung nabawy, burung-burung merpati,jumat mubarak, alunan murottal..


no happiness leaving this blessed land,
Akan selalu dan selalu merindukannya..

3 komentar:

  1. · Al Mahbub, dzat yang amat sangat dicintai karena Dia yang berhak dipuja dan dipuji. Dia telah memberikan perlindungan, rahmat dan kasih sayang yang berlimpah ruah kepada hamba-hambanya.

    BalasHapus
  2. ah, aku pun ingin merasakan senja di nabawi dan merasakan sepenggal episode cinta di madinah... mungkinkah?

    BalasHapus
  3. Sudaraku, setelah membaca tulisan mu senja di nabawi, aku jadi teringat, masa laluku disana kala itu dipenghujung tahun 2006,sungguh suatu perasaan yang tidak dapat terlukiskan, dan baru ini aku kembali lagi menemui nabawi dan banyak sekali perubahan disana, kini payung2 sudah menutupi halaman nabawi, didepan makam baqi pun bukan seperti dulu, kalau aku masih diberi kesempatan lagi oleh Allah tuk bertemu nabawi, mungkin semakin banyak perubahan, smoga Allah memeberikan kita tuk berjumpa nabawi, amiiin

    BalasHapus