Desember 27, 2009

Yang Tertinggal


Pekat sudah di heningnya malam
Enggan terpejam dan berkompromi
Impuls-impuls syaraf menghentikan aksinya
Dalam hantaran terpejam sesaat

Reflex..
Tertuju pada bait-bait indah tanpa nama
Termangu akan untaian yang berhamburan
Mengeja satu-satu layaknya anak kecil yang belajar membaca
Diulang dan diulang lagi
Hingga jiwa mendefinisikannya
Lewat butir beningnya

Kian larut kian tak beranjak
Walau alarm syaraf telah berdenting
Semakin jauh di kedalaman samudera kata
Hingga terjatuh dalam pelukan barisan 'syahadah paling sempurna'
Dalam serpihan puisi yang tertinggal....


16112009 10.24 PM

Desember 20, 2009

SMS Tausyiah

Jam menunjukkan pukul 21.30 WIB.Tiba-tiba selulerku mengalunkan nadanya." 1 New Message"

Subhanallah ! SMS Tausyiah.Dari seorang saudara yang nomernya belum tersave di phonebook ku.

Begini isi SMS nya ,

Cukuplah ALLAH bagi kita,untuk agama kita
Cukuplah ALLAH bagi kita,untuk dunia kita
Cukuplah ALLAH bagi kita,untuk segala yang kita butuhkan
Cukuplah ALLAH bagi kita,untuk menghadapi orang-orang yang berbuat keburukan kepada kita
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan ALLAH


Subhanallah..Walhamdulillah,,SMS mu datang TEPAT WAKTU ! Disaat diri sedang sakit tak berdaya,disaat diri sedang kalut dan tak bersemangat..

Sungguh benar perkataan Rasulullah SAW :
" Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagai mana ia mencintai dirinya sendiri "


Jazakillah khair Ukhty ku..
UHIBBUKI FILLAH !


@kutulis agar jadi penguatanku
Syukran SMS ta' Ukhty Fitriani,semoga ALLAH selalu menguatkan ikatan hati kita..Aamiin..

Desember 19, 2009

One More,, about LOVE


Again,, about love, about feeling, about a longing. A pure love. And I will never stop to write this theme. This will bring you and me become more mature to understand what ALLAH's want to us as servant. A proverb say like this "Beside a Great Man there is Great Women. They're a woman, a great woman. As ALLAH said from the Qur'an :

" Veryly,the muslims (those who submit to ALLAH in Islam) men and women, the believers men and women (who believe in Islamic Monotheism), the men and the women who are obedient (to ALLAH), the men and women who are truthful (in their speech and deeds), the men and women who are patient ( in performing all the duties which ALLAH has ordered and in abstaining from all that ALLAH forbidden), the men and women who are humble (before their Lord - ALLAH), the men and women who give Sadaqat (i.e Zakat and alms), the men and women who observe Saum (Fast) ( the obligatory fasting during the month of Ramadhan , and the optional Nawafil Fasting), the men and women who guard their chastity from illegal sexual acts), and the men and women who remember ALLAH much with their hearts and tongues, ALLAH has prepared fot them forgiveness and great reward (paradise)
(QS Al Ahzab:35)

Subhanallah.. So,,my self don't you worry, a great reward in hand from ALLAH as long as ..................
In past decade, we can see the founding fathers. They're so stong phisically and mentally. Because they had a great support from their families. Their wife include the children. Togetherness between husband and wife who love each other,strengthen each other when ones was far. Some of our founding father was Muhammad Natsir. He was't only hero for us but also for his family. He was a da'i, an islamic fighter. I had read a romantic letter written by him for his beloved wife. Really much Inspiration we can learn. A great power and reflect a purity of the soul. Take a look ( i write in Bahasa version, in order not to change the meaning ^_^...)


" Pendis ( Sekolah pendidikan Islam yang didirikan M. Natsir) seringkali menghadapi kesulitan-kesulitan pahit. Ummie ada mempunyai satu gelang emas (bukan pembelian aba, sudah dipunyai ummie sebelum ummie berjuang bersama-sama dalam pendis. Aba, sampai saat ini belum pernah dapat membelikan sepotong barang perhiasan untuk ummie). Maka gelang emas ummie yang satu itu mempunyai riwayat. Kalau pendis dalam kesulitan maka gelang ummie berpindah tempat dari tangan ummie ke lemari pak Gade (pegadaian). kalau agak senggang sedikit ditebus kembali..."

Masya ALLAH.. Heroic, romantic, sincere..Full of love and sacrifice. I became speecless :)

Thus, Rasulullah SAW also had an honest expression about his truly love Khadijah,Ra.

" She was faithful to me when all the people denied,approved when all the people denounced as a lie, gave all her wealth when all the people rejected. ALLAH gave children from her when the other women didn't" (HR. Ahmad)

Down, the other love letter from Natsir to his wife. Again..give us more spirit and a longing to become like him. A letter which written on July 17, 1958 for Nur Nahar, his wife.

" Ummie, Lies, Ida, Has, Abi, Auzie. Hari ini tanggal 17 Juli 1958. Jadi Aba sudah genap bermur 50 tahun. Oleh karena pada hari ulang tahun ini Aba kebetulan dalam tourne dan tidak dapat duduk bersama-sama di rumah bersama-sama ummie dan anak-anak Aba semuanya.Anak-anak yang tercinta,Tak dapat Aba melukiskan bagaimana besarnya rasa syukur Aba kepada Allah Swt. Dan rasa terimakasih Aba kepada Ummie atas kebahagiaan hidup yang Aba telah rasakan selama separoh umur Aba itu yang timbul dari kesatuan jiwa dari kami berdua..."

A letter, written with a simple words. But in every word contained a special soul. He is Muhammad Natsir,his romance of life with a great family.

Not different from Natsir, the other fighter also had a same letter. Love letter, for his beloved wife. This letter written by KH. Agus Salim, the Grand Old Man, to Zaitun Nahar, his beloved wife. Written on June 17, 1947 when He was in Egypt

" Maatje sayang..!
Surat pendek ini hendak saya tumpangkan kepada Abdurrachman Baswedan yang besok pagi terbang pulang ke Indonesia, mudah-mudahan selamat dan cepat sampainya.Sangat sibuk kami bekerja disini...Awak hidup senang, serba cukup, di rumah entah bagaimana hidup anak dan bini. Rindu hati tidak dapat dikatakan di negeri orang ini. Rindu kanda lebih-lebih terasa, sebab tak ada membawa potret satu pun jua dari rumah. Kalau memikirkan Mansur Ciddiq sedih hati kanda, karena anak itu tak ada kawan dan barangkali berkecil hati kepada papanya yang datang-datang hilang.Lebih-lebih yang membimbangkan hati kanda dan kawan-kawan di sini, dari pemerintah Republik dari kementrian luar negeri, bung Sjahrir sedikitpun tidak mendapat kabar, surat. Jika Bung Sjahrir ada di Jakarta, tolonglah adinda perlukan pergi menemuinya.

Kanda,
Agus Salim


Like that, the Grand Old Man reflected his love to his wife. As a spirit, Our prophet also said:

" However good you were the best who had an intimate relation ship with his wife. And I was the best man among you who had an intimate relation ship with my wifes (HR.Tirmidzi)

Again check also this one, really romantic letter from Bung Tomo to his wife, Suliestina. He wrote when he was still in Nirbaya Jail. He was 58 years old at that time. In that letter he wrote a a poem that praise a beauty of his wife. take a look ...

Ini Hari Kartini, Dik!

Terbayang wajahmu nan cantik

Penaku kini henti sedetik

Terlintas semua jasamu

Sejak kita bertemu

Other love letter ..

” Jeng Lies aku cinta padamu. nanti kalau perang sudah usai. Dan…Kita akan membuat Mahligai.”

“Tak terlalu tinggi cita-citaku. Impianku kita punya rumah di atas gunung. Jauuuh dari keramaian. Rumah yang sederhana seperti pondok. Hawanya bersih, sejuk & pemandangannya Indah. Kau tanam bunga-bunga dan kita menanam sayur sendiri. aku kumpulkan muda-mudi kudidik mereka menjadi patriot bangsa,”


Masya ALLAH..really completely crushed my heart. Very deep that love. A love like these can make jeouleos the fairy in paradise ^ ^

The stories from the wonderful person always give us a slice of learning. A longing expression ,a passionate expresively. Sometimes they were expressed that feeling after finished duty or they were took a while time in the duty time like KH Agus Salim or others. Feeling so far..Really far away from beloved but a longing bring the soul close.

Sometime that feeling-a longing- is rage in a life. Need a great management of a longing is one of the keypoint. I copied the words from Abdullah Bin Thahrir, a governor of Khurasan. He ever told to his children.

" Be in Love my children in order you can felt a beauty, and kept your honor in order you became highly regarded "

Such is the love letter from the the fighter.Not only a part of history. But also there is a power of love. And it is never diseappeared by time. Forever will be reminded.

Last but not least..a nice poem from Sapardi Djoko Damono..

Akulah si telaga
Akulah si telaga;berlayarlah di atasnya
Berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan
Bunga-bunga padma;
Berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya
sesampai di seberang sana; tinggalkanlah
begitu saja perahumu
biarkan aku menjaga


and.. Who is " Sang Telaga " who will ready to give and keep your love boat ????


Wallahu a'lam

Referensi surat-surat cinta para pejuang : www.wikimu.com


Untuk my beloved friends Selamat datang di Universitas Kehidupan, kampus perjuangan penuh kesabaran ^_^
2 Muharram 1431

Desember 17, 2009

Muhasabah Akhir Tahun


Marilah kita sejenak menundukkan pandangan kita ke bawah, ke tanah di mana kita berasal dan kesana pula akhir hidup kita. Mari kita luangkan waktu sedikit saja untuk merenungi diri, bertafakur, muhasabah dan mengevaluasi diri kita. Sebelum Allah Yang Maha cermat perhitungan-Nya menghisab kita di yaumul akhir.

((حَاسِبُوا أنْفُسَكُمْ قَبْلَ أنْ تُحَاسَبُوا ، وَزِنُوا أنْفُسَكُمْ قَبْلَ أنْ تُوزَنُوا ، فَإِنَّهُ أهْوَنُ عَلَيكُمْ فِي الحِسَابِ غَدًا أنْ تُحَاسِبُوا أنْفُسَكُمُ اليَوْمَ وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأكْبَرِ))

"Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, karena sungguh mudah hisab dihari kiamat bagi orang yang melakukan hisab di dunia. Maka berhias dirilah dengan amal sholeh untuk sebuah perhelatan akbar pada hari kiamat."

Kita tidak tahu, kapan Allah menghisab setiap lembar kehidupan kita. Bahkan kita tidak tahu kapan detak jantung kita berhenti. Setahun lagi, sebulan lagi, sejam lagi, atau mungkin setelah kita membaca catatan ini. Tidak ada yang tahu, bahkan bisa jadi kita sudah tidak dapat berdiri dari tempat duduk kita sendiri. Kebaikan apa yang kita andalkan dan akan kita bawa sebagai bekal perjalanan keabadian menuju negeri akhirat yang panjang dan berliku.

[يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ]

"Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al Hasyr: 18)


[وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ]

"Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya esok. Dan tidakseorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui lagi Maha Mengenal." (QS. Lukman : 34)

Sangat banyak nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita, yang ternyata tidak berbanding lurus dengan kesyukuran dan ketaatan kita kepada-Nya. Entah mengapa karunia dan nikmat yang banyak itu, justru jatuh kepada kita yang kini sedang bermunajat dan bertafakur ini. Padahal andai kita berani jujur. Apalah kelebihan kita? Apalah keunggulan kita dibanding yang lain. Cobalah tengok diri kita ini. Kita hanyalah seonggok daging berbalut tulang yang terus membungkus aib dan maksiat dari hari ke hari yang kita jalani. Seandainya dosa dan maksiat yang kita lakukan, menimbulkan bau busuk, maka sungguh tak seorang yang ingin duduk dan bergaul dengan kita, dan sungguh bumi tempat berpijak kita ini akan dipenuhi dengan berbagai macam bau busuk maksiat.


Tahukah kita bahwa pada hari kiamat nanti, mulut kita akan bungkam membisu, satu huruf pembelaan pun tak kuasa kita lontarkan, karena mulut kita ditutup rapat oleh Allah. Segala anggota tubuh kita akan dimintai pertanggung jawaban secara langsung oleh Allah. Tangan kita akan membuka kedok maksiat yang pernah kita lakukan semasa di dunia. Kaki akan menjadi saksi terhadap setiap langkah-langkah yang pernah kita ayunkan menuju tempat maksiat. Mata dan telinga, juga akan menjerat kita dengan persaksian yang sangat cermat tentang segala maksiat yang pernah kita lihat dan dengar. Bahkan pikiran-pikiran kotor yang sering menari-nari dalam benak kita dan hayalan yang merasuki hati kita pun diketahui dan diawasi dengan cermat oleh Allah.

[الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ]

"Pada hari kiamat ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan". (QS. Yasin: 65)

[حَتَّى إِذَا مَا جَاؤُوهَا شَهِدَ عَلَيهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ - وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَينَا قَالُوا أَنطَقَنَا اللهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيهِ تُرْجَعُونَ]

"Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka akan berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kami menjadi saksi terhadap kami?" Maka kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu kembali.” (QS. Fushshilat: 20-21)

Tidak heran bila bencana demi bencana yang menimpa kita. Muskyilah atau problem yang menyeruduk kita tidak lain adalah karena ulah tangan kita sendiri. Jangan jadikan diri kita sebagai bahan bakar api neraka, karena kita tidak syukur nikmat. Percikan api dunia saja kita tidak sanggup menghadapinya, apa lagi menghadapi api jahanam yang sebanding dengan 70 api di dunia. Gunakanlah segala nikmat Allah berupa anggota tubuh yang lengkap sesuai dengan fungsinya yang diperintahkan.

Ingat firman Allah:


[وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ]

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak di pergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak di pergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai". (QS. Al A’raf: 179)

Dalam masalah ibadah pun, kita sulit merasakan kenikmatannya. Membaca Al-Qur'an semakin hambar saja, bahkan terkadang kita bosan membacanya. Kenikmatan mentadabburi isi kandungnya telah lama hilang. Penyebabnya bisa jadi karena hati kita yang penuh debu-debu kemaksiatan, terkontaminasi dengan segala macam polusi kebejatan.

Utsman bin Affan ra berkata:
((لَوْ طَهُرَتْ قُلُوبُكُمْ مَا شَبِعَتْ مِنْ كَلاَمِ رَبِّكُمْ))

"Seandainya hati kalian bersih dan suci, maka tentulah hati itu tidak akan pernah merasa bosan oleh Kalam Tuhan."

Janganlah membayangkan yang jauh, sekedar, memahami bacaan sholat saja pun terkadang kita tidak mampu, sholat kerap kali tidak khusyuk. Ketika sujud tersungkur pun kita jarang teringat Allah.
Kita sepertinya belum maksimal melaksanakan sholat-sholat wajib secara sempurna seperti yang diperintahkan. Kita masih sering lalai dan tidak mengerjakannya tepat waktu secara berjamaah di mesjid, terutama sholat subuh, dengan berbagai macam alasan; ngantuk, ketiduran, malas, mesjid jauh, dll. Apatah lagi dengan sholat-sholat sunnah, sholat lail, sholat rawatib, sholat dhuha atau sekedar witir sebelum tidur.

Tidak heran bila kita tidak sanggup merasakan nikmatnya kekhusuan shalat dan pengaruhnya dalam relung-relung hati dan sendi-sendi kehidupan kita. Bahkan kita sulit merasakan kebahagiaan dan ketenangan sebagai buah dari ibadah dan taat itu. Ataupun sekedar mencegah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar.
Tidakkah kita merenungi untain sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan siksa derita yang dialami orang-orang yang tidak melaksanakan sholat secara berjamaah karena alasan tidur misalnya?

((...وَإِنَّا أتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيهِ بِصَخْرَةٍ ، وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ فَيَثْلُغُ رَأْسَهُ فَيَتَدَهْدَهَ الحَجَرُ هَا هُنَا ، فَيَتَّبِعُ الحَجَرُ فَيَأْخُذُهُ فَلاَ يَرْجِعُ إلَيهِ حَتَّى يُصْبِحَ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيهِ فَيَفْعَلَ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بِهِ المَرَّةُ الأولَى ... وَلَمَّا سَأَلَ النَّبِيُّ قَائِلاً : سُبْحَانَ اللهِ مَا هَذَانِ ! أخْبَرَهُ الملَكَانِ فَقَالاَ : أمَّا الرَّجُلُ الأوَّلُ الَّذِي أَتَيتَ عَلَيهِ يَثْلُغُ رَأْسَهُ بِالحَجَرِ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ القُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَناَمُ عَنِ الصَّلاَةِ المَكْتُوبَةِ)) [رواه البخاري]

"Lalu kami mendatangi seorang laki-laki yang tidur terlentang dan laki-laki lain berdiri di dekatnya dengan sebuah batu besar yang ia bawa. Lalu batu itu dijatuhkan ke kepala (orang yang terlentang itu), sehingga kepalanya pecah dan batu itu menggelinding ke sana ke mari, lalu orang yang berdiri itu mengikuti dan mengambil batu itu. Dan ketika ia kembali, ternyata kepala orang yang terlentang itu telah pulih kembali seperti sedia kala. Lalu batu itu dijatuhkan ke kepala orang yang terlentang itu seperti semula... Dan ketika Rasulullah menanyakan hal itu kepada kedua malaikat itu, dengan berkata: Shubuhanllah siapa mereka ini? Kedua malaikat itu menjawab: "Adapun laki-laki yang terlentang yang kita datangi dengan kepala yang hancur karena batu besar itu, adalah orang yang mengambil Al-Qur'an tetapi ia menolaknya dan tidak melaksanakan sholat wajib karena tidur."

Bukankah sholat ini yang pertama kali dihisab pada hari kiamat, kalau sholat kita ini diterima maka seluruh amalan kita yang lain akan mudah perhitungannnya.

Rasulullah SAW bersabda:
((أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ عَلَيهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ الصَّلاَةُ ، فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ))

"Yang paling pertama dihisab pada diri seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat, bila sholatnya baik maka seluruh amalan yang lain juga akan baik. Dan bila sholat ini tidak baik, maka seluruh amalan yang lain pun akan menjadi rusak."

Ikhwati wa akhawati fillah! Jangan biarkan muhasabah ini kehilangan gaung, hanya menjadi deretan kata tanpa makna, bulatkan azam untuk meninggalkan segala maksit, singsingkan lengan baju untuk lebih meningkatkan kwalitas dan kwantitas ibadah, agar muhasabah ini, lebih tepat guna dan menjadi cerita nostalgia, nanti ketika kita semua dikumpulkan Allah di syurga firdaus.

Sebagai akhir kata, mari kita bersama menengadahkan tangan, menundukkan kepala lebih dalam lagi, menghaturkan do'a harap kepada yang pintu kasih-Nya tidak pernah ditutup. Kepada Ar-rahman Ar-rahim, Rabbul izzati wal jabarut
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِينَ

Ya Allah Yang Maha Mendengar, tiada Illah yang berhak disembah, selai Engkau
Ya Allah, inilah kami, hamba-hamba-Mu yang hina, kita tengah mengadahkan tangan menghiba kepada-Mu. Sehina apapun kami, kami adalah makhluk Ciptaan-Mu. Kami memohon dengan penuh kerendahan hati, ampunilah dosa-dosa kami.

Ya Allah, ampunilah sebusuk apapun diri-diri kami. Ampunilah segelap apapun masa lalu kami. Ampunilah sehina apapun aib-aib kami.

Duhai Allah Yang Maha Mendengar, ampunilah orang tua kami, ampunilah segala kezaliman kami kepada ibu bapak kami. Andaikata kedurhakaan kami menjadi penggelap kehidupan mereka, maka jadikanlah kami saat ini menjadi anak yang sholeh yang dapat menjadi cahaya bagi kehidupan orang tua kami, di dunia dan di akhirat.

Karuniakanlah bagi keluarga-keluarga kami rumah tangga yang sakinah. Jangan jadikan rumah tangga kami menjadi rumah tangga yang penuh bencana. Ya Allah, berilah kepada kami kepercayaan dan kesempatan memiliki keluarga dan anak keturunan yang lebih baik dari diri kami. Jangan biarkan mereka mencoreng aib di wajah kami, ampunilah jika kami salah mendidik mereka ya Rabb. Ya Allah,jangan biarkan istri dan anak-anak kami manghujat kami kelak di akhirat. Rabb, utuhkan kemuliaan mereka di dunia, utuhkan pula kemuliaan mereka di syurga.


"Ya Allah, berikanlah kami rasa takut kepada-Mu yang senantiasa menghalangi kami dari kemaksiatan. Berilah pula kepada kami ketaatan yang kelak mengantar kami ke syurga-Mu dan keyakinan yang meringankan beban musibah dunia yang menimpah kami."

"Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi pangkal seluruh urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi penghidupan kami dan perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai sarana menambah kebaikan bagi kami dan jadikanlah kematian sebagai tempat istrahat bagi kami dari kejahatan.

"Ya Allah, sesungguhnya buah kebatilan itu telah matang, dan kini tiba saatnya untuk memenggalnya, maka turunkanlah dari langit kebenaran sebuah tangan kuat yang akan memenggalnya, dan singkaplah tabir kegelapan yang menutupi mata hati manusia dari melihat cahaya kebenaran-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa malakukan itu ya Allah."

· رَبَّنا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ .

· رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافِرِينَ .

· رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَينَا إصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَولاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَفِرِينَ .

· رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إنَّكَ أنْتَ الوَهَّابُ .

· رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا وَلِجَمِيعِ المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ .

· رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِينَ وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ .




SHALAHUDDIN ABDUL RAHMAN, Lc
PIPPKS-Arab Saudi
30 Dzulhijjah 1430 H

Desember 16, 2009

UntitleD

Kau jauh melangkah
Melewati batas waktu
Menjauh dariku
Akankah kita berjumpa kembali

Saudaraku,
Masihkah kau ingat aku
Saat kau lantunkan
cita dan tujuan mulia

Tak ada satupun masa
Seindah saat kita bersama
Bermain-main hingga lupa waktu
Mungkinkah kita bertemu lagi

Tiada lagi tawamu
Yang selalu menemani
segala sedihku
Tiada lagi candamu
Yang selalu menemani
saatku lelah

Bila malam tiba
Ku selalu mohonkan doa
Menjaga jiwamu
Hingga suatu waktu
Bertemu kembali


Sesingkat apapun itu,begitulah ALLAH menggulirkan waktu dan kesempatan itu untuk kita..
Sampai sekarang,selalu berfikir betapa Cintanya ALLAH pada kita..
Memberikan pertemuan dan perpisahan...Subhanallah..



Musytaq Jiddan saudara2ku..
-Refleksi menjelang pergantian tahun Hijriah-

Desember 15, 2009

Rinai Hujan


Tik..tik...tik....

Ia pun perlahan berjatuhan

dalam gumpalan awan dikejauhan kumenatapnya

dalam deraian semilir angin senja

rinai hujan yang sendu namun sungguh indah

Ia pun meneteskan beningnya pada dedaunan itu

menghadirkan kerinduanku

semakin rindu

membawaku dalam senyum tulusku


Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkan. Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur;di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian (buah-buahan itu) kamu makan.
(QS Al Mu'minun 18-19)

ALLAH..Maha Dahsyat CintaMu

Ia membasahi bumi ini dalam rinai-rinainya

menumbuhkan sejuta cinta dan kerinduan ini

Sungguh, tak layak jika diri tak mampu bersyukur

karena nikmatMu tak akan pernah berjeda



Dalam rinai hujan aku rindu ..Jiddan..jiddan.......^^

Desember 13, 2009

SemaNgaaaTki' Ukhty

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".(An-Naml : 19)

Allahumma tsabbit qalbi li asjuda fi baytika... Teguhkanlah aku Ya Allah untuk dapat bersujud di kota-Mu...



Counting days..Pilihan yang telah ditetapkanNya. Di sana akan kurengkuh cita-cita suci itu, mengejar Ridho dan KeberkahanMu ..

Jiwa-jiwa Perindu

Sejarah akan senantiasa mengenang mereka ,bangga untuk menggoreskan tinta emasnya akan jiwa-jiwa perindu. Pribadi-pribadi yang menerangi masa kegelapan, membimbingnya menuju cahaya Rabb ilahi, menuntun jiwa-jiwa yang lemah ke alam keabadian. Begitu Sayyiq Quthb mengistilahkan sang jiwa-jiwa perindu.

Siapakah jiwa-jiwa perindu ??

Mereka akan tetap ada dalam tiap zaman. Berkacalah kepada para pendahulu kita. Lihatlah seorang Thalhah Bin Ubadillah. Dia salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga oleh ALLAH. Abu Bakar Shiddiq ra,selalu teringat akan Thalhah. Beliau berkata, perang uhud adalah harinya Thalhah. Dia lah perindu sesungguhnya, pemburu syurga.Tujuh puluh tikaman panah hingga jarinya terputus. Dalam keadaan berdarah darah dengan pedang di tangan kanannyaia ayunkan untuk menebas musuh. Tak memperdulikan maut., ia masih sanggup melindungi Rasullullah dari serangan kaum kuffar.. Subhanallah. Thalhah, sang burung elang dari Uhud.

Lihatlah Sa'ad Bin Abi Waqqosh. Seorang yang teguh pendirian mempertahankan keislamannya.Walaupun berhadapan dengan ibu kandungnya sendiri yang menghendaki Sa'ad untuk meninggalkan agama Muhammad. Sampai sang bunda berlelah-lelah untuk berpuasa hingga dalam keadaan payah agar Sa'ad keluar dari Islam.Dia pun mengutuk Sa'ad dan teguh mengembalikan Sa'ad dalam keadaan kafir. Apa yang dikatakan Sa'ad pada sang bunda " Wahai Ibunda, demi ALLAH jika Ibunda mempunyai seratus nyawa dan nyawa itu hilang satu demi satu aku tidak akan meninggalkan agamaku meski demi ibunda. Subhanallah. Atas kejadian ini, kisahnya pun diabadikan ALLAH dalam surah Al Ankabut ayat 8.

Sungguh jiwa-jiwa perindu akan ada ditiap masanya. Mari kita berkaca saudara kita dari bumi palestina yang telah menjemput syahidnya, Syaikh Ahmad Yasin. Berpuluh tahun kematian enggan menjemputnya, hingga ALLAH menentukan takdirnya. Sampa usia senja, doanya diijabah ALLAH. Kerinduan syahidnya terbukti. Ia bagaikan Umar Bin Khattab yang di bulan wafatnya dan di saat tikaman melumpuhkannya berdoa :" Ya ALLAH, telah tua usiaku, semakin melemah tenagaku. Maka karuniakan daku syahid di Jalan Mu dan jadikan syahid itu di negeri Nabi MU". Lihatlah keadaannya yang lumpuh sejak remaja tak mematahkan semangatnya untuk berjuang membebaskan Palestina. 13 tahun dalam penjara zionis Israel, dengan menanggung kerusakan mata kanannya, sesak nafas, paru-paru dan gangguan pendengaran akibat siksaan. Namun jiwanya jiwa yang bersih, kuat dan berani. Wajahnya selalu bersinar, bercahaya.

Jiwa-jiwa perindu...
Mereka laksana elang yang dengan sayap kanannya ada kerinduan yang bertalu-talu akan Jannatul Firdaus. Mereka perindu ayat-ayat suci yang menggetarkan kalbu, perindu Al Quran. Kepakan sayap kirinya ada ketakutan terhadap neraka dan adzab ALLAH, yang kerap menghantui setiap langkahnya. Kekuatan dahsyatnya adalah mengingat saat-saat paling bahagia, bertemu dengan malaikat pencabut nyawa. Mereka juga perindu Ilmu yang merasa kerdil di hadapan Rabbnya sang Pemilik lautan ilmu. Kekuatan dahsyatnya adalah perindu Rabbul Izzati, Sang pemilik cinta.Hingga jiwa pun hanya dipenuhi lautan cinta tertinggi kepadaNYA.

Umar bin Abdul Aziz Sang Khalifah yang Bijaksana dalam tuturnya " Aku memiliki jiwa perindu. Setiap kali ia sampai pada satu tingkat, setiap itu pula ia merindukan tingkat yang lebih tinggi. Kini ia telah sampai pada tingkat yang tertinggi, yang tiada lagi tingkat yang lebih tinggi dari itu. Dan kini ia hanya merindukan syurga".

Jiwa-jiwa perindu...
Tiada lagi jejak-jejak kemalasan itu, tiada lagi kesenangan dan masa istirahat. Tak kenal lagi mereka dengan lelah, karena jiwa telah haus akan pengampunan dan balasan. Tiada lagi canda itu karena hidupnya telah dihiasi dengan kerja. Yang ada hanya nuansa keimanan yang tinggi. Keistiqomahan !
Jiwa-jiwa perindu telah mengukir kisah peradaban gemilang. Yang telah jauh meninggalkan mereka yang lemah dan putus asa.

Sungguh, jiwa-jiwa perindu, ia hiasi waktunya dengan kekhusyu'an, keseriusan, kerja keras, kesungguhan. Matanya tajam bak pedang yang awas akan kedzoliman. Ia tak akan pernah puas terhadap prestasinya. Bukan karena ambsi dan obsesi. Namun ia takut belum bisa berbuat banyak untuk Umat. Ia khawatir karyanya tak diterima Sang Maha Penilai. Merasa kerdil dan kecil, takut tak layak untuk membeli syurga.

Duhai Jiwa, adakah dirimu sebagai jiwa-jiwa perindu itu??
Jiwa-jiwa yang akan mewarisi negeri mulia para syuhada
yang akan menggoreskan takdir sejarah Umat

Duhai jiwa, dia kah engkau ??
Sang perindu cinta, perindu kematian, perindu syurga, perindu kesyahidan...


ALLAH..cukuplah engkau yang selalu ada di hati kami.. cukuplah engkau YA RABB..




Repost dari FB agar senantiasa SEmanGaaaaattt NrL ^_^

Desember 11, 2009

Drawing On the Sand

One day, I was bored and dull
I walked by the sandy beach
I took and stick and began to draw,
On the sand thats within reach

But then the sea's waves came by
and washed my pictures away
So I drew again and again
But the waves washed them away

I knew my pictures were ugly
I knew I shouldn't draw
But the waves just washed away
to smoothen the ugly floor

ALLAH..The Most Gracious
ALLAH..The Most Kind
ALLAH who washes away
the sins of mankind

No matter how many times
I draw on sand with sinfulness
You ..ALLAH, washes them away
With sea-waves of forgiveness

ALLAH.. The Most Gracious
ALLAH.. The Most Kind
ALLAH who washes away
The sins of Mankind ...


ALLAH.. Really I miss to be there, In Jannah ..







- Sehari di Emergency Room RSCM 3rd Floor-


Desember 07, 2009

Temaram


In the late night

quite in the sky

Moon reflects its light

like this night i feel

Once, You sit under the hardwood tress

so calm

gaze at the dark sky

smile face in my mind

I read short story for you

a story telling, not a novel

a true story

Silent !

Heard cryied out there

tears fall down suddently

Again silent, so quite

Sob of crying only ....


And.. the night flew us in the apperanced dream...



dalam temaramku..
practice english poem

Desember 03, 2009

I LeFt


I left
and rain flyes the dust
seem sweeps all memories
Here..

I left
and you didn't stop me
No sadness in the faith face
No big burden in blue heart

I left
You just let me go far away
Without give a little hope
and Let the tear seems raindrops
which no need to wipe

I left
With all the sadness
and a longing

I will left you
My City..Ancajingengku...




@Hasanuddin Intl Airport
Jelang kepulangan ke Jakarta

Desember 01, 2009

RAPUH

Detik waktu terus berjalan
Berhias segala tantangan
Suka dan duka
Tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan
Seribu mimpi Berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Diantara lelahnya jiwa
Dalam dosa dan air mata
Kupersembahkan kepadaMU yang terindah dalam hidupku
Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMU
Namun cinta dalam jiwa hanyalah padaMU
Maafkanlah bila hati tak sempurna mencintaiMU
Dalam dada kuharap hanya diriMU yang berkata

Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMU..



Feeling so BLUE @Makassar
1 Des '09

November 28, 2009

Hatiku Berbicara


Penyusuran jalan ku kian panjang
Setiap jalan-jalan kutapaki
Mengikuti langkah-langkahmu dulu
Hingga menyisakan jejak
Tak ada jejakmu yang membekas
Hingga kutersesat di setiap persimpangan

Di mana jalan pulang itu ?
Jalan cinta menuju rumah kita
Pandu aku,sisakan jejak untuk ku
Agar aku bisa kembali
Ke rumah cinta kita
Ke kampung halaman kita..
Hanya kita



Soppeng,Bila Utara 11 Dzulhijjah 1430 H

November 26, 2009

Spirit Dzulhijjah

Malam pekat menyejukkan
Sayup-sayup takbir di kejauhan
Tiada hening di sini
Syukur tak berjeda
Kembali di sini bersama mereka
Dengan penuh spirit dzulhijjah
Menyibakkan perjuangan pendahulu,Bapak para Anbiya
Pengujian atas cinta Rabbnya
Pengorbanan yang begitu murni
Meninggalkan sesosok Hajar dan bayi mungil
Di padang tandus tanpa perbekalan
Pengorbanan mengatasnamakan cinta
Hingga kisah berlanjut
Lagi-lagi diuji
Seberapa sabarkah Ia
Seteguh apakah jiwanya
Mengorbankan buah cinta terkasih
Hanya ada mental Rabbaniyah
Kekukuhan Iman,
Itulah Ibrahim dan Ismail
Subhanallah..

Jika jiwaku ditanya,sanggupkah engkau berkorban atas cintamu??
Jiwaku berkacalah pada mereka
Di tempat ini azzamkan dan yakinlah

Rabbku padaMU kutitipkan semua rasa ini..


@di teras rumah nenek dengan SPIRIT DZULHIJJAH 1430

November 24, 2009

Blog Baru..Semangat Baru

Wahai JIWA penerus CITA

Panggilah manusia dengan CINTA

Gubahlah dunia dengan PRESTASI

Jadikan hidupmu PENUH ARTI

dan kalau toh HARUS MATI

Senyumlah !

dan basahkan bibirmu

karena memuji Sang Kekasih

Laa ilahaa Illallah

Home Sweet Home


Home Sweet Home ..
There's no better place like home.. Begitu kata orang-orang, yang merasa jauh dari rumah. Atau mungkin yang merasa sudah sangat kangen untuk pulang. Begitu pun dengan saya. Masih segar dalam memoriku, dulu sewaktu kuliah punya banyak kos. Maklum karena kuliahnya dua tempat, di Depok dan Salemba, ditambah lagi waktu masa-masa klinik. Sempat merasakan pindah dari satu kos ke kos berikutnya, dari satu kota ke kota lainnya. Meski masih sekitar Jabodetabek. Awal-awal perkuliahan menetap di asrama UI Depok, padahal rumah di Bekasi. Jarak tempuh sekitar 1,5 jam. Senin-jumat menetap di asrama,sabtu-ahad home sweet home.Ahad sore balik lagi ke asrama (Melelahkan memang), Namun waktu singkat di rumah benar-benar mengobati kangen. Perkuliahan pun pindah ke kampus Salemba. Jarak rumah dari Bekasi ditempuh sekitar 2 jam.Belum lagi harus melewati pusat macet. Mau tidak mau nyari tempat tinggal yang dekat, yaitu di asrama UI Wismarini. Waktu masa-masa klinik,harus merasakan beberapa kali pindah kos, karena RS nya pun pindah-pindah. Mulai dari daerah Otista-pramuka, Rawamangun-hingga Bogor. Yang terakhir sangat berkesan, karena sangat jauh dari hiruk pikuk. Masya ALLAH..Bentul-betul saat itu jauh dari rumah. Akhirnya pepatah itupun memang benar, karena saya merasakan sendiri. Saking kangennya rumah, saya memaksakan diri untuk tetap pulang,padahal situasi tidak memungkinkan. Lelah karena perkuliahan, amanah kampus, tugas-tugas klinik. Tapi namanya rindu tetap saja rindu, dengan modal nekat, Butuh salah satu dikorbankan, meski itu hanya keinginan hati sejenak.Tapi ada kelegaan saat sudah di rumah. Itulah nikmatnya .. Home sweet Home .. Baity Jannaty ..

There's no place like home .. Ini pun berlaku bagi mereka yang ada di perantauan atau di luar negeri. Atau yang punya kampung.. Hikz.. Merasa punya kampung, wuuuuiihh bahagianya. setidaknya merasakan beda dengan mereka yang nda punya kampung. Apalagi kalau sudah lama sekali tidak mudik. Kembali saya merasakannya. Sejak menetap di Jakarta, saya kehilangan masa-masa indah di kampung sendiri. Banyak hal yang terlewatkan. Sangat banyak, 16 tahun lebih. Pulang kampung pun kalau ada kegiatan yang sangat urgent. Lebaran pun tidak pernah sama sekali, padahal semua keluarga besar menetap di sana. Tepatnya di Makassar, Sulawesi Selatan..Kodooooong :(

Baru sekitar tahun 2008-2009 gencar untuk pulang kampung. Saat sebelum berangkat ke Saudi tahun 2008 lalu dan lebaran idul fitri 2009, September yang lalu. Begitu nikmatnya..Lanjut lagi awal November ini, kembali untuk pulang karena ada agenda keluarga. Finally, terbang lagi ke Makassar untuk Idul Adha. Duh niat banget sih, pulang kampung,dalam dua bulan terakhir beberapa kali terbang.. Tapi setelah merasakan dalam beberapa kali mudik, dan bermuhasabah ada sesuatu yang lain. Entahlah ada rasa yang tak biasa. Semua rasa menjadi satu,tak dapat dilukiskan. Setiap pulang dari Makassar, selalu membawa keharuan, kesedihan, keresahan. Apa karena rindu ?? Entahlah.. Yang jelas merasa terpisahkan dengan Makassar. Sampai-sampai rasa itu terlalu dalam, dan betul-betul ada keresahan saat mau berangkat ke Makassar. Khawatir pulang nanti membawa kesedihan. Beraaaaattt.. niatnya dah nda mau lagi pulang sampai bertahun-tahun, namun karena dapat tiket gratis.Hanya bisa bersyukur dan bersabar . Hikz.. Ah, jiwa ! mulai lagi memainkan perasaan.Mulai lagi melankolis.

Stop dulu sedihnya...
Saya ingin bercerita tentang indahnya kampungku. Beberapa kali mudik, pasti tujuannya ke sini, ke kampung bunda. Namanya Soppeng. Berapa kilo ya dari Makassar ? ehm, nda tau..hee. Pastinya ditempuh dalam waktu 3 jam dengan mobil. Sebelum sampai di kota Soppeng, akan terlewati beberapa Kabupaten. Tak terlewatkan pemandangannya yang indah, kanan kiri hamparan sawah,terbentang gunung-gunung cadas menjulang. Subhanallah.. Ada suatu tempat namanya Camba, mau tidak mau melewati jalan itu kalau ingin menuju Soppeng. Jalannya berliku-liku, sama seperti daerah Puncak, Bogor. Bedanya kalau puncak Bogor, dikelilingi kebun teh yang hamparannya sangat hijau dan berjamurnya villa-villa. Nah kalau daerah Camba, jalan-jalannya berliku, terjal, jurang yang curam. Tebing-tebingnya begitu cadas, kokoh. Pohon-pohonnya menjulang dengan akar yang kuat.Ibarat jalan itu dibuat dengan membelah gunung, membelah tebing. Terkesan angker, dahsyat. Betapa kuatnya nenek moyang dahulu, melakukan kerja rodi. Sungguh,memilukan.

Di Soppeng sendiri..bingung saya melukiskannya. Begitu banyak kenangan..hanya tinggal kenangan.Kota kecil namun sangat indah dan berkesan. Terkenal dengan BAT CITY atau kota kalelawar. Karena memang disinilah mereka menetap. Namun hanya ada di pusat kota Soppeng. Bau menyengat dan suara khas saat memasuki tempat ini. Dikelilingi dengan hamparan gunung,udara yang sejuk. Membuatku betah berlama-lama di sini. Pernah suatu malam,kami -saya dan sepupu-sepupu-, diajak jalan sama Om keliling kota ini, hingga semua jalan kami lewati, semua gang kami sambangi. Niat sekali, malam-malam hujan pula. Sunyi, sepi hanya bertemankan lampu pijar kuning. Hingga kami pun sampai di sebuah Villa. Namanya Villa Yuliana. Villa ini dibangun pada jaman kompeni Belanda, dan duplikatnya ada di Negera itu. Satu kata yang terlintas, angker !. karena ia begitu kokoh di atas perbukitan, dan sangat hening. Yang sangat saya suka di sini adalah hamparan sawahnya yang sangat ndah, dikelilingi pegunungan. Jalan-jalannya pun tidak terlalu ramai. Oh ya, saya pernah menemukan tempat yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Sebuah perbukitan pasir, dan berbatu. Rasa penasaranku muncul, ingin sekali mendakinya. Saya pun memberanikan mendaki, meski saat itu cuaca sangat terik, menyengat. Sesampainya di atas bukit, hanya bisa takjub. Indah sekali. Saya bisa melihat kota ini keseluruhan. Yang jauh-jauh pun terlihat, bahkan puncak villa yuliana terlihat jelas. Serasa sangat dekat dengan gunung-gunung dan langit biru. Subhanallah...Duh, betapa beruntungnya yang menetap di sini. Ingin rasanya bisa menetap di sini suatu saat, namun mungkin sebatas mimpi. Hanya keinginan terdalam.Hayoo mulai lagi melankolis.. Begitulah rasa ini, sulit ditebak apa keinginan jiwa. Yang pasti, " NikmatNya yang mana lagikah yang engkau dustakan.."

Terakhir..kapan lagi ya bisa ke sini ?? Belum juga pulang ke Jakarta, pikiran ini sudah menggelayuti. Rasa ini kembali berkecamuk. Batin mulai tergugah..

Kadang angan terbang jauh ke awan

rasa rindu kian menawan

dingin dan kelam remukkanku di dalam

Kadang murung meluap tak terbendung

ada sesal namun hanya sesaat

hanya bertemankan butir-butir bening


Hadooooh.. dasaaarr pujangga picisan ..hehe..

Begitulah..kelak semua jadi kisah klasik. Kerinduan akan rumah, kerinduan akan kebersamaan. Kerinduan akan indahnya ukhuwah..




Home Sweet Home, Ujung Timur Indonesia - 9.17 am-

November 23, 2009

CODE BLUE PERTAMAKU


Dia hanya terdiam saat sister Saudi itu menyuruhnya untuk membawa pasien baby boy untuk CT SCAN di Ajyad Hospital, RS tepat di depan Al Haram.

Dia masih perawat baru di RS Maternity and Children Hospital,Mekkah.Kini diberi amanah membawa pasien post extubasi,post ventilator dengan nasal kanul 2 lt/mnt. Secara umum pasien stabil.

Detak jantung pun semakin kencang.yupz,perawat itu takikardia,napas agak cepat,keringat dingin pun sekujur tubuh.Ia mengambil napas panjang.Dalam hati ia berkata "ini kesempatan untuk belajar,lagian ada dokter residen yg menemani".Namun tetap saja kekhawatiran smakin melanda jiwanya..Miskiiiin perawat itu (baca : kasian,bhs Arab pasar).

Emergency medication pluz emergency kits pun telah siap mendampinginya.Sebagai persiapan kalau2 terjadi code blue.

Berangkatlah ia didampingi dokter residen yg berasal dari India itu.Dalam hati ia kesal juga kenapa harus dengan dokter itu,yang secara nyata ia sangat tahu kapasitas dokter tersebut.Tapi sudahlah ini amanah,ada ALLAH Yang Maha Menjaga.Ia kuatkan terus hatinya meskipun jantungnya masih takikardia.

Dalam ambulans ia mengamati pulse oxymeter portable.Saturasi masih terkontrol.Pasien bayi itu masih stabil.

Tibalah di RS Ajyad.Persis di depan Masjidil Haram.Subhanallah indahnya masjid ini,gumamnya dalam hati.Maklum,ia belum berkesempatan melihat dari dekat Masjid megah itu karena kepadatan jadwal dinas dan juga masih perawat baru yang saat itu belum mempunyai iqomah alias resident permit aliat KTP.Indahnya Al Haram meluluhkan hatinya,menyegarkan jiwanya yang tadi berkecamuk tidak karuan.

Tiba-tiba ia segera tersadar.Ia mempunyai amanah besar.Mengantarkan pasiennya untuk CT SCAN. Setelah menunggu,akhirnya sang pasien kecil itu pun tiba gilirannya untuk scanning.Perawat baru itu dengan sangat hati-hati menggendong bayi itu keluar dari incubator portable.Oksigen tetap terpasang,lengkap dgn pulse oxymeter.Dibaringkannya bayi itu tepat di bawah mesin Scanning. Setelah itu perawat dan dokter harus keluar dari ruang scan agar tidak terkena radiasi.Namun ia tetap memfokuskan matanya pada pulse oxymeter.Khawatir jika mendadak desaturasi, Oksigennya drop.

Mesin scan pun bekerja.In the middle of scan,tiba-tiba yang dikhawatirkan perawat itupun terjadi. Sontak ia mendorong pintu,dan melihat bayi itu sudah desaturate,60-70% dan cyanotic(seluruh tubuh membiru). Ibarat tersambar petir,sekujur tubuhnya kembali berkeringat.Kali ini takikardi makin menjadi-jadi. Ia bingung apa yang harus dilakukannya pertama kali.

Untung dokter dari India itupun sigap dan langsung membuka jalan napas dengan memberikan Bag Valve Mask. Sedang perawat tadi masih bingung dan terbengong2. Ya Sister,what are u doing,yallah help me..Teriak dokter tadi. Perawat itupun semakin takikardi,namun kali ini ia bisa mengontrol diri dan memfokuskan dirinya. Ia pun sigap mengambil bagging dari dokter dan memantau saturasi.. Code blue.. Code blue.. Saturasi oksigen tidak naik-naik. Dokterpun melakukan intubasi dengan memasang ETT (Endotrakeal Tube).Sebuah selang kecil sebagai jalan napas buatan. Berkali2 dicoba dokter tidak berhasil memasang ETT.Tampak sekali wajah panik dari dokter India itu.Sementara perawat juga terlihat lebih panik. Ia menyiapkan berkali2 ETT dan obat emergency dengan tidak fokus..terlebih2 setelah mengecek bahwa oksigen di tabungnya telah habis. Makin panik.. Alhasil perawat pun teriak2 dan meminta oksigen kepada brother yg ada di ruang itu. Benar2 situasi sulit.Bayipun semakin tidak stabil.

Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan..Akhirnya semua tertolong.Datanglah sosoknya,seorang dokter muda perawakan tinggi. Dia spesialist pediatric. Dari namanya jelas seperti nama2 artis bollywood. Dari Pakistan atau India.
Dokter itu berhasil memasang ETT dan bayi itupun terselamatkan setelah connect dengan ventilator portable.Obat-obat emergency pun diberikan perawat kepada sang bayi..

Terselamatkan !! Legaaa..detak jantung perawat kembali stabil..meski keringat membanjiri sekujur tubuhnya.Rasa2nya ia ingin pingsan.Antara ketakutan,haru,kelegaan.Semua berkecamuk.
Ia menatap tajam wajah sang bayi, ia ingin menangis. Wajah bayi yang sakit,namun tetap menggemaskan.Dalam hati perawat bergumam "terima kasih bayiku telah memberikan pelajaran penting untuk ku..yah code blue tadi.. "
Pelajaran berharga untuk perawat baru di Mekkah..

Setelah scanning,kembalilah perawat,dokter dan bayi tadi ke RS mereka..

Segudang argumen telah disiapkan perawat untuk memprotes sister Saudi tadi yang menyuruhnya membawa bayi itu.
Sister Saudi hanya tertawa lebar seolah2 mensyukuri apa yg terjadi pada perawat itu..
You Learn more,shah ?? Hehehe..begitu kata sister saudi itu,seolah2 ia tahu sesuatu terjadi tadi di tempat scanning..

Perawat itu pun hanya tersenyum geli mengingat2 kebingungannya di ruang scanning tadi..




Really I LOVE BEING A NURSE .. The NURSES are not a doctor, who diagnosed the disease and give prescription. But, these knowledge almost same as a doctor.The most important, they're taking care the patients and always there beside them 24 Hours.Caring with LOVE ..

November 22, 2009

Rona Cinta Untukmu...


Di hening malam kutumpahkan semua rasa
Rasa yang tak terperi
Menghantam jiwaku
Hingga pagi pun menghampiriku
Memang langit kini cerah
Semua tersenyum
Semua menebar pesonanya
Lihatlah embun itu tak malu-malu bercinta dengan sang fajar
Lihatlah butiran di dedaunan hijau itu,penuh ketulusan menyelimuti
Lihatlah dahan dan ranting itu
Dengan kokohnya menjadi penopang,dengan cinta yang tak pernah rapuh
Kuntum-kuntum itu pun semerbak mewangi,menebar harumnya
Sungguh ! Aku cemburu
Mudahnya mereka menjaga ketulusan cinta
Sungguh ! Aku malu
pada diri ini,yang kerap rapuh
Hingga di sini,aku tak mampu lagi menggenggam harapku
Terlepas dari jiwa
Sakit seakan tak berjeda
Mungkin hanya di sini
Rasa itu pernah ada
Di kejauhan tampak kilauan rona cinta
Tapi ia tak mampir di dekatku
Memang terkesan tak adil,pikirku sejenak
Sendu pun menyelemuti jiwa
Namun,aku tak kan terlarut dalam rapuhnya hati
Ia kini sudah menggenggam harapan barunya
Layaknya kuntum suci,kokoh,penuh ketulusan
Cinta-cinta baru dari seorang mujahidah.
Cukup pernah kurasa tulus itu
Karena sejatinya tak harus dimiliki...


Sendu..sendu..sendu, 5 Dzuhijjah 1430H , 6 AM

November 20, 2009

Buah Cinta Al Banna untuk Wanita ...

Seperti biasa cuaca Jabotabek dalam bulan ini dihiasi dengan langit mendungnya. Meskipun cuaca tidak bersahabat, namun tidak menyurutkan orang-orang kantoran untuk tetap beraktifitas. Begitupun diri ini. Ada bara semangat yang sepertinya akan menetap. Aamiin Ya Rabb. Setelah dari kampus seharian ini untuk mengurusi sebuah amanah. Kulewati jalan-jalan setapak kampusku yang kini telah banyak berubah. Namun tidak menghilangkan keindahannya. Sangat nyaman memang untuk berlama-lama di tempat perjuanganku dulu. Melihat generasi-generasi pejuang membuatku semakin semangat.Entahlah,sepertinya ada energi ruhiyah yang melekat.

Langkahku pun tiba-tiba terhenti, saat saya memutar haluan menuju sebuah "ladang ilmu". Saya menamakannya ladang ilmu karena memang di sinilah tempatnya buku-buku islami di jual ( hehehe..).Tempatnya sangat strategis dekat dengan kampusku. Dan disinilah bursa langgananku. Semua buku islami tersedia lengkap. Setelah melihat-lihat dan mencari-cari buku, pandanganku tertuju pada satu buku mungil,156 halaman. Dan tinggal satu-satunya lagi. Judulnya "An Nisaa- Buah Cinta Al Banna Untuk Wanita-". Buku soft pink ini ditulis langsung oleh Imam Syahid Hasan Al Banna.Dari judulnya terlintas dibenakku, mungkin isinya sama dengan buku-buku yang membahas masalah kewanitaan yang sangat banyak beredar. Rasa penasaranku pun mulai timbul. Dan Subhanallah....

Ceritar singkat di atas sekedar intermezo..... ^^

Siapa yang tidak mengenal Asy-Syahid Hasan Al Banna. Namanya membahana di penjuru dunia dan di takuti oleh barat akan eksistensinya dalam berdakwah. Ia pendiri Ikhwanul Muslimin di Mesir. Dakwahnya tidak terbatas pada kaum pria saja, tetapi juga menyentuh kaum wanita. Karena itu dari tangannya terbentuklah Ma'had Ummahatul Muslimin. Beliaulah pria menggengam Kairo, pribadi yang mengejutkan Mesir dan dunia Islam. Lewat lisannnya, Al Quran kembali segar. Warisan kenabian jelas pada perangainya. Sungguh, lelaki yang tiada duanya ini telah berdiri tegar bagai karang, hingga menyurutkan debaran ombak materialisme yang merajai laut kehidupan. Begitulah sanjungan Syaikh Muhammad Ghazali terhadap Hasan Al Banna.

Dan mengenai buku ini, ternyata mempunyai nilai historis dan sangat "mahal harganya". Ternyata buku aslinya didapatkan penulis buku dari sebuah pameran " Cairo International Book Fair" tahun 2008. Berarti masih sangat hangat,baru setahun yang lalu. Buku itu ditemukan lusuh dan kumal, terbit tahun 80an.Nama penerbitnya pun sudah terhapus. Buku yang ditulis Imam syahid Hasan Al Banna dengan takhrij hadist oleh Syaikh Nashiruddin Albani ini berharga 5 LE sekitar Rp.8000,-. Lalu di mana nilai mahal dan historisnya? Singkatnya,mahal karena memang buku ini di dapatkan jauh di Kairo sana dan juga karena manuskrip ini adalah produk pemikiran seorang arsitek peradaban abad 20 termahsyur. Buah pemikiran yang sangat ditunggu-tunggu oleh para aktifis pergerakan.

Imam Syahid Al Banna menjawab tantangan dunia barat melalui buku mungil ini.Kita tahu begitu derasnya perang pemikiran yang digelorakan oleh dunia barat. Betapa besarnya hegemoni emansipasi wanita yang digencarkan secara westernisasi. Hingga menghilangkan kodrat sejati seorang wanita. Betapa dahsyatnya propanganda musuh-musuh Islam yang menebarkan dusta dan kebohongan dengan cover kebebasannya. Sungguh mereka telah menjual mimpi akan emansipasi wanita. Mereka yang mengakui sebagai kaum modernis dan intelek tak lebihnya dari orang-orang kuno tidak berilmu. Mereka hanya menjadikan masalah wanita sebagai bahan jualan untuk memenuhi target-target materi. Masya ALLAH... Duhai wanita, sungguh jagalah diri pribadimu..

Lalu siapakah yang akan membela kaum wanita terhadap gencarnya serangan-serangan dunia barat?? Mereka adalah pada da'i sejati yang konsisten memperjuangkan syariat dan hukum ALLAH. Diakah anda ??

Wanita. Makhluk ALLAH dengan pribadi yang halus nan sensitif. Sungguh, sangat besar eksistensinya dalam umat ini. Karena wanita adalah setengah dari bangsa, pengaruhnya sangat dominan bagi keberlangsungan sebuah bangsa. Ia adalah madrasah pertama yang membentuk generasi dan pengkaderan. Disinilah Islam datang dengan mengangkat derajat wanita, memperlakukannya seutuhnya. Memberikan hak-hak yang sama dengan pria dalam beramal kebajikan. Subhanallah begitu indahnya Islam mengatur persoalan wanita. Ada kebebasan namun tetap komitmen menjaga syarat-syarat yang telah dibuat Islam.Tetap mematuhi koridor-koridor suci. Imam Syahid Al Banna dalam buku ini mengatakan " Ajari kaum wanita dengan sesuatu yang mereka butuhkan, sesuai dengan tugas intinya dan misi utamanya yang karena ia diciptakan oleh ALLAH, yaitu mengurus, menata rumah, merawat dan mendidik anak".

Lalu bagaimana dengan wanita bekerja yang sekarang ikut meramaikan kehidupan ? Hasan Al Banna menjawab seperti ini ..." Jika memang tuntutan sosial yang bersifat emergensi, di mana mengharuskan wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bertentangan dengan naluriahnya sebagai wanita, maka wanita diwajibkan untuk tetap mematuhi syariat Agama,kembali kepada Manhaj Islam. Hal ini untuk menjaga wanita dari fitnah".


Khusus untuk diriku (pemilik blog) dan kalian para wanita muslimah...
Bersungguh-sungguhlah dan teruslah berjuang meninggikan kalimat ALLAH dan tegaknya syariat Islam sebagai pedoman hidup.Bekerjalah secara serius dan produktif untuk Umat, untuk Dien ini. Sungguh,dari dirimulah akan lahir generasi berkualitas, para pendobrak itu, para mujahid dakwah. Layaknya sosok keberanian Ali Bin Abi thalib, secerdas Salman Al Farisi, setangguh Muas'ab bin Umair.

Duhai para wanita muslimah, tetaplah berpegang pada tali Agama ALLAH.Yang senantiasa menakar segala sesuatu dengan takaran langit. Senantiasa memandang kehidupan dengan Al Quran. Senantiasa melihat dunia sebagai ladang amal menuju akhirat, dan senantiasa menjadikan Islam sebagai manhaj, jalan hidup. Dan menjadikan Rasulullah sebagai uswatun khasanah kita, satu-satunya yang pantas di idolai..


Wallahu a'lam bishshowab..
Sekedar cerita singkat, karena bukunya belum selesai dibaca ^_^


November 18, 2009

Mewarnai atau Terwarnai ..


Dakwah itu ternyata indah. Sebelum mengenal tarbiyah yang terpikir bahwa yang berdakwah itu pasti seorang ustadz atau ustadzah. Orang-orang langitan istilahku saat itu. Awal mulanya aku ragu. Lalu aku mencari tahu.Seketika ingin mundur, ini bukan jalanku. Selanjutnya mereka mendekatiku.Memberikan warna yang sangat indah. Ada cinta, ketulusan, pengorbanan, dan semangat. Ada lautan ilmu yang terbentang yang akan menghinggapiku. Lantas aku terwarnai. Mereka berhasil sukses mewarnaiku. Mereka memberikan beraneka ragam warna-warna yang belum pernah kulihat. Itulah dakwah.

Namun ternyata setelah terwarnai oleh dakwah, ada tuntutan untuk mewarnai. Apakah seperti itu. Tanyaku dahulu. Apakah kamu ingin shaleh sendiri ? Apakah cukup dengan warna mu kini. Tidak ingin kah engkau memberikan dan menebarkan warna-warna indah itu ke saudara-saudaramu yang lain. Masya ALLAH.. Ternyata sungguh berat YA RABBI. Ya itulah dakwah. Tidak akan semudah membalikkan tangan. Jalannya tidak lurus. Ia berliku, terjal kadang menanjak. Banyak onak dan duri yang siap menghadang. Setiap saat badai siap menerjang.Tidak sedikit cemoohan yang kau dapati. Namun keindahannya tidak pernah luntur meski jalannya seperti itu. Engkaulah yang membuat ia tetap indah. Tentu dengan keistiqomahanmu.

" Sesungguhnya ALLAH telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka ..." (QS. At Taubah :111)

Sudah berada di jalan ini apakah ingin mundur ?? Sudah ada di jalan ini, berarti siap menghadapi konsekuensinya.Mungkin saya dan juga kalian pernah jatuh di jalan ini. Namun segera tercharger kan? Jangan sia-siakan jalan ini. Inilah tiket untuk ke syurganya. Berlelah-lelah, bermandikan keringat. Biarlah. Semua kan terbayar saat di kampung akhirat nanti. Masya ALLAH, mudah untuk berkata-kata. Tinggal aplikasi kongkritnya saja. ALLAH sebaik-baik pelindung kita.

Saya jadi teringat novel " Diorama sepasang Al Banna ". Lucu, Ryan sang arsitek mengatakan dulu saya seorang mantan aktivis dakwah. Mengapa harus ada kata dulu ? Bagi seorang pengemban dakwah tidak ada istilah mantan. Karena kita adalah da'i sebelum segala sesuatu. Aku pernah menjadi seorang pengemban dakwah, dan itu akan aku tetap tanam dalam hati untuk menjadi seperti itu. Dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. ALLAH lah yang akan membalas orang-orang yang senantiasa berjuang di jalanNYA.

Ada kisah lain. Kali ini kisah saya dua tahun lalu. Waktu itu saya bekerja di Rumah Sakit Pemerintah di daerah Jakarta Timur. Ini kesempatan untuk berdakwah di
amal mihany.
Memberikan dan menebarkan warna. Tidak semudah yang saya bayangkan. Sebagai seorang tenaga kesehatan ternyata tuntutannya banyak. Apalagi sebagai perawat, profesiku. Head Nurse saya menuntut untuk tidak memanjangkan jilbab. Alasannya karena bisa-bisa jilbabnya membawa kuman dan terkena dengan luka pasien. Dan tidak hanya satu pasien yang dirawat. Nanti jilbab panjang mu itu menebarkan virus. Begitu katanya. Huh.. dongkol sekali saat itu. Apakah saya harus memendekkan jilbab hingga leher ini tercekik, pikirku. Nda akan, gumamku dalam hati.

Saat itu saya berazzam ingin menunjukkan " Ini lho perawat muslimah ". Bismillah.Biidznillah.. Saya yakin ALLAH pasti menolong hambaNya ini. Rencana pun dijalankan. Tetap membangkang perintah Head Nurse. Alhamdulillah saya bisa menjalankannya, tanpa teguran-teguran lagi darinya. Tetap menjadi perawat dengan jilbab lebarnya. Mengenai virus yang akan terbawa ke jilbab. Bisa disiasati kok. Ternyata mudah tanpa harus memendekan jilbab. Hingga akhirnya gara-gara jilbab panjang itu, mendatangkan kisah baru....

R
umah Sakit tempat saya bekerja juga sebagai rumah sakit pendidikan. Artinya banyak mahasiswa yang akan praktek di sana. Diantaranya coass ataupun mahasiswa keperawatan. Gara-gara jilbab lebar ini, ternyata ada seseorang yang selalu memperhatikan. Masya ALLAH..Dia seorang coass dari Universitas ternama di Jakarta. Hingga dia pun menegur saya seperti ini, " Mba, jilbabnya panjang sekali ". Saya mengatakan " Alhamdulillah ". Lalu ia berkata lagi, " Kok beda sama mba yang itu", katanya sambil menunjuk rekan kerjaku yang juga seorang perawat. Bingung, saat itu harus menjawab apa. Mau tersenyum juga tidak ahsan, karena bukan muhrimnya. Ia langsung berkata lagi, " di kampus saya juga banyak yang seperti mba, jilbaber." Kutinggal saja sang coass itu. Saya tetap berhuznodzon. Mungkin ia sedang " belajar ".Belajar mencari cahaya Islam. Makanya banyak tanya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, ternyata saya dapat dinas malam dan sang coass pun dinas malam. Ingin rasanya kabur, khawatir akan ditanya macam-macam lagi. Namun, entah terbesit dalam hati, kalau memang ia sedang "belajar" , semoga saja diri ini bisa mewarnai, tanpa terwarnai. Malam itu ada pasien kritis,coma. Sehingga semua tim medis pun sibuk untuk menolong. Termasuk saya dan coass itu. Kami dan perawat yang lainnya sekuat tenaga menolong pasien itu. Coass itu memberikan ventilasi ( Oksigen) melalui Bag Valve mask yang disambungkan ke tabung oksigen. Serius dan Sibuk ! Situasi saat itu.Saya memberikan injeksi medikasi ke pasien kritis itu. Saya memperhatikan coass itu tidak terlalu panik. Mungkin sudah terbiasa menghadapi situasi kritis. Sepertinya ia ingin melakukan sesuatu. Gerak-geriknya aneh. Mau apa lagi nih coass. pikirku.Hingga ia pun akhirnya mengeluarkan pertanyaan. Sebuah pertanyaan yang sampai saat ini sangat membekas..

" Mba, tahu pergerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir ? Imam Syahid Hasan Al Banna pendirinya". Hingga semua argumennya tentang dakwah pun mengalir deras. Padahal sang coass itu sedang memegang ambubag (ventilasi portable) yang diberikan ke pasien. Masya ALLAH.. Langsung saya hentikan kicauannya. Karena situasi tidak memungkinkan untuk berdiskusi tentang dakwah. Di depan pasien kritis.. Dasar ! Ikhwah baru "ngaji" mungkin .. Tawaku dalam hati.
Saya tidak melanjutkan diskusi dakwah dengan coass itu, meski situasi kritis pasien telah terlewati. Saat itu saya berpikir, Insya ALLAH sang coass akan menemukan cahaya islam yang indah dalam dakwah ini. Saudaraku, semoga engkau tetap di jalan ini, jalan berliku. Semoga ia juga menebarkan warna indahnya.

Tidak hanya masalah jilbab. Dengan identitas seorang muslimah, ternyata mau tidak mau jadi perhatian orang. Apalagi di sebuah rumah sakit, dengan beragam karakter manusia. Ini kesempatan untuk berdakwah fardiyah dengan mereka. Dengan melakukan hal-hal terkecil. Seperti memberikan salam ke pasien ataupun tetap menjalankan dhuha di tengah situasi sulit. Waktu dhuha adalah jam-jam tersibuk di ruang kerja saya. Mulai dari visit dokter, sampai tugas-tugas perawat lainnya yang penuh tuntutan. Belum lagi untuk shalat fardhu tepat waktu. Benar-benar ujian. Namun saya sadari. Inilah dakwah. Tidak melalaikan ibadah dan tidak juga melalaikan tanggung jawab sebagai perawat, tidak melalaikan hak-hak pasien. Sangat beraaaaaatt..

Begitulah dakwah konkrit saat terjun ke masyarakat. Benar-benar penuh warna. Apalagi jika terjun bersama saudara seiman. Ada ketulusan, indahnya ukhuwah. Tiada yang sia-sia InsyaALLAH. Sungguh ! Sinar amanah dakwah ini sangat indah bagi setiap insan yang dapat merasakannya.


Mewarnai ataukah terwarnai ? Tapakilah jalan ini, kan kau rasakan dahsyatnya.


Berangkatlah kamu dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan ALLAH. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui ( QS At-taubah :41)



Ya ALLAH sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMU, bertemu untuk taat kepadaMU, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)MU, dan berjanji setia untuk membela syariatMU, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya. Ya ALLAH, abadikanlah kasih sayangnya,tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahayaMU yang tidak akan pernah redup.Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepadaMU, dan matikanlah dalam syahid di jalanMU. Sesungguhnya engkau sebaik-baik pelindung dan penolong. Aamiin



Wallahu a'lam ..
Aku dihening dan dinginnya malam, yang tak akan kubiarkan diri patah semangat ,21.00 WIB

November 14, 2009

Vaksin..vaksin..vaksin...

Vaksin..vaksin..vaksin
Untuk kesekian kalinya aku divaksin
Bukan keinginanku,sungguh !
Mana mau aku di vaksin,di "suntik"
Sakitnya tak terperi
Hari ini aku di vaksin
Hanya menghitung minggu jedanya
Mungkin karena terpaksa
Mungkin karena tak tahan melihatku lagi...
Aku hanya bisa pasrah
Air mata pun enggan lagi jatuh
Mungkin karena sudah kesekian kalinya divaksin
Kebal...reaksiku setelahnya
Tapi tetap sakit terasa...



Menulis dengan rasa marah,
@12.30 pm

November 13, 2009

Sepenggal Kisah ..



Pagi-pagi, usai shalat Shubuh dan berbenah, seperti biasa, acara rutin sebagian ibu-ibu adalah belanja. Demikian pula aku. Udara masih dingin kala itu. Kuturuni tangga kontrakanku. Kujumpai sebagian ibu-ibu berjalan menuju titik yang sama : tempat belanja ! Tanah kapling di bawah kontrakanku masih banyak yang belum dibangun. Aku berjalan tepat di samping rumah Ustadz Hidayat Nurwahid, presiden Partai Keadilan (kini, Partai Keadilan Sejahtera). Di belakang rumah beliau, rumput masih banyak tumbuh dan tanah sedikit berair menyisakan tanda-tanda rawa yang masih belum sepenuhnya teruruk.

Aku terus berjalan. Naik beberapa tangga, melalui pintu gerbang SDIT Iqro' Pondok Gede yang sudah terkuak, rumah Ustadz Rahmat Abdullah yang asri dan sederhana kulewati. Rumah itu tiap dua hari sepekan kusambangi sebab di situlah aku belajar tahsin pada istri beliau. Aku terus berjalan melalui beberapa rumah para aktivis dakwah hingga akhirnya sampai ke tempat belanjaan.

Belum selesai aku memilih-milih, tiba-tibah muncul laki-laki yang di lingkungan kami sangat dikenal dan tidak asing. Beliau bersama putranya. Kemunculannya sungguh tak diduga. Kami para ibu pun mempersilahkan beliau untuk mendapat pelayanan terlebih dahulu. Beliaulah satu-satunya laki-laki saat itu. Aku memperhatikannya. Subhanallah tak ada kecanggungan.
Sesampai di rumah, kuceritakan apa yang kulihat pada suamiku dengan penuh kekaguman.

" Ya, begitulah yang terjadi dalam keluarga beliau. Saling membantu antara suami istri tanpa dibatasi oleh pemisahan pekerjaan yang kaku ", komentar suamiku yang berinteraksi dengan beliau cukup intensif.

Esoknya, aku mengikuti rutinitas yang sama : belanja. Di jalan, aku berpapasan dengan laki-laki itu kembali bersama putranya.
" Belanja, Ustadz?" Aku sengaja menyapanya
" Iya, istri lagi sakit perut dan khadimah pulang ", jawab beliau sambil tersenyum
Aku mengangguk-angguk. Subhanallah..

Laki-laki yang saya jumpai itu, yang belanja di tukang sayur itu, adalah Ustadz Ahmad Heriawan, Lc. Beliau adalah ketua Partai Keadilan DKI Jakarta dan anggota DPRD DKI Jakarta. Aku tidak akan terheran-heran jika beliau belanja bersama istri dan anak-anaknya di supermarket yang bagi keluarga muda atau zaman sekarang merupakan hal biasa. Tetapi, ini harus berbelanja dan ikut antri dengan para ibu rumah tangga ?

Lagi-lagi, dengan takjub, saya menceritakan apa yang saya liat kepada suami saya.

" Ustadz Heriawan memang demikian, de'. Sebagai muridnya, saya merasakan kedektan. Ketika shalat jamaah di masjid misalnya beliau kadang-kadang secra tiba-tiba merangkul saya dari belakang. Saya juga beruntung mempunyai jadwal ronda dengan beliau. "

Ya, Suami saya memang beruntung mendapat jadwal ronda bersama Ustadz Ahmad Heriawan dan Ustadz Satori Ismail, sehingga pembicaraan kala ronda adalah pembicaraan-pembicaraan yang bermutu.

Ah saya jadi mengkhayal. Seadainya negeir ini dipimpin oleh orang-orang yang berakhlak mulia, yang mempunyai keharmonisan keluarga, yang dekat dengan anak dan istrinya, yang mempunyai hubungan baik dengan para tetangga, yang memuliakan wanita dan kaum papa, betapa indahnya dunia.

Saya jadi teringat cerita dari istri beliau...

" Abinya Khobab (Ustadz Ahmad Heriawan) sangat suka sayur lodeh nangka. Suatu saat, beliau meminta saya untuk memasaknya. Begitu tahu bahwa ternyata membuat sayur lodeh nagka itu membutuhkan proses yang begitu lama, beliau pun berkata, " Sudah Ummi, sekali ini saja. Kalau tahu bahwa prosesnya begini lama, Abi tak akan meminta dibuatkan. Dari pada waktu demikian panjang hanya habis untuk bikin sayur, mending buat baca atau untuk mengerjakan yang lain."

Nampaknya sangat sederhana, namun saya melihat ada satu hal yang luar biasa tersirat dalam ungkapan itu : pemberian peluang yang luas bagi berkembangnya istri.

Saya memang harus banyak belajar dari keluarga pimpinan saya yang sempat menjadi tetangga saya itu. Hal lain misalnya, jika orang-orang terkenal memberikan tarif dalam ceramah-cermahnya, beliau malah pernah menolak ceramah dnegan bayaran cukup lumayan karena harus terikat dengan pola yang diterapkan penyelenggara. Maka jangan heran, jika kita mengundang beliau dan memberikan " amplop " dengan mengatakan uang transport, maka seluruh uang yang ada di amplop itu akan beliau gunakan untuk membayar jasa transportasi dan tak meyisakan untuk kantong sendiri.

Subhanallah sebuah kisah nyata, bukan kisah di negeri dongeng. Cerita yang dikisahkan M. Muttaqwiati ini menjadi bahan renungan untuk kita. Sejatinya para pemimpin negeri ini mempunyai akhlak yang baik, yang menjadi teladan bagi para warganya. Teringat kisah Ammar bin Yassir ketika menjabat menjadi Gubernur. Beliau terbiasa belanja di pasar dan mengikat serta memanggul sayuran sendiri. Ataupun kisah Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Sebelum menjadi khalifah, ia termasuk orang yang sangat terhormat, dan paling indah dalam berpakaian. Setelah menjabat sebagai khalifah, maka pakaiannya, surbannya, sepatunya dan selendangnya semua dilelang. Tak ada yang tersisa. Ia mewarisi kepribadian kakeknya Umar bin Khattab, ra. Berlaku adil terhadap warganya. Semua orang dapat hidup dengan berkecukupan, sehingga tak satupun ditemukan orang yang berhak menerima zakat..Subhanallah,Negeri ini sungguh merindukan pemimpin seperti itu.

Kini, Ustadz Ahmad Heriawan,Lc mengemban amanah yang sangat berat begitupun tanggung jawab akhirnya kelak. Beliau diamanahi sebagai Gubernur Jawa Barat. Semoga ALLAH SWT memudahkan langkah-langkah beliau menapaki jalan dakwah ini.

Ah, itukah celupan ALLAH ? Sebuah generasi yang dijanjikan oleh ALLAH dalam surah
Al Maidah : 54

" Wahai orang-orang beriman ! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, kelak ALLAH akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNYA, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan ALLAH, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia ALLAH yang diberikanNYA kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan ALLAH Maha Luas (pemberianNYA), Maha Mengetahui "


November 12, 2009

Dialog Jiwa..


Angin segar itu datang tiba-tiba
menyeruak ke dalam sanubari
hingga hati terdalam
Awalnya meragukan
aku terus bertanya dan berdialog
mensinkronkan akal dan hati
agar keduanya bisa beriringan selamanya
Hati ini tetap bertanya-tanya
terus berdegup kencang
Sementara akal terus mencari kebenarannya
mencari benang merahnya
Agar yang telah diazzamkan tidak mudah hempas
menjadi serpihan, menjadi keping-keping tak beraturan


Aku ingin tetap di sini ,gumam hatiku
Jangan ! Kau harus segera beranjak meninggalkannya
Tenanglah sang hati, sudah ada yang Menggenggamnya,sambut akalku
Hati menangis,meski tanpa butir-butir bening secara zhahir
Bukankah ALLAH telah mengilhamkan kepadamu dua jalan, sambung akalku
fujuurahaa wa taqwaahaa
Hati terdiam..
menyimpan rasa terdalam


Wahai ALLAH, Yang Maha membolak balikkan hati. Teguhkanlah kami pada tali AgamaMU.


Aku kan melangkah dengan senyuman
menoleh yang terakhir kali
melihat senyum itu
cukuplah kulihat bahagiamu
kelak kaki kita melangkah
beriringan memasuki Ar Rayyan ...



Danau Kampus UI Depok,@ 10.30 WIB



November 09, 2009

09 November 2009 ...


Ia belumlah beranjak dari peraduannya

Masih terang pancarannya di langit fajar

sementara di kejauhan

cahaya ingin menyeruak ke bumi, seperti lembayung

Aku takjub, terpana

Sama seperti puzzle hidupnya, silih berganti

bergulir dan bergiliran

Hari ini ia menyibak jejak-jejak kehidupan

diputar bak film sejarahnya

Ada asa, cita dan cinta

Ada serpihan sesal berbalut rindu

Ada kegalauan yang kian bersenandung

Ada deraian air mata penuh makna

Ada kebahagiaan yang tak berjeda dalam harap

Ada semangat yang tak pernah surut, meski kadang tertatih

Kini tiada lagi angin-angin baru yang selalu ia nanti

tiada lagi sebiru itu

tiada lagi rasa yang pernah singgah

Hanya ada syukur tak berbatas

Ia akan terus melangkah

dengan langkah pasti

tanpa perlu menengok jejak silam

meneruskan estafet perjuangan

Sambil menunggu kabar dari langit

menunggu takdir akan sejarah barunya

hingga jiwa tak lagi bersama



Beriring kata " Salam Keberkahan " di hari ini, kataku menyambut fajar yang kini telah beda ...




Hari terakhirku di Makassar, 9 Nov '09, 5.30 WITA

November 08, 2009

Untitled

Malam kian pekat menyembunyikan senyumnya
bertemankan temaram cahaya lilin
membawaku larut dalam dekapan sang waktu
sunyi
hanya dentingan suara jam
dan sayup-sayup lalu lalang di kejauhan
Aku di sini,dalam diamku penuh makna
akan sebuah asa
yang telah menjadi serpihan
tak beraturan
bahkan mungkin tak mampu lagi merabanya
Entah sampai kapan pelangi kan datang
Membawa secercah harapan baru ...





Makassar, 9 Nop 2009 @ 12 MN

November 07, 2009

Denial ku..

Fase Denial ku belumlah habis makin hari makin merekah
Kucoba pahami keinginan jiwa
Kuselami nuraniku
Kuajak bicara
Untuk segera berpindah
Keengganan masih mendominasi
Sekali lagi
Kuajak bercakap
Hati kecil berkata samar-samar
Hanya waktu yang bisa menjawab

Oktober 31, 2009

Sebiru hati itu..

Episode hidup ternyata abu-abu
Tertegun ia meneropong hatinya
Hanya ada satu warna
Biru,hati yang biru
Masih menyisakan seribu tanya
Ia terjatuh lemas
Mencari keinginan nurani
Harapan kini terhempas lagi
Di ujung penantian abu-abu tak bertepi
Kini ia melihat sebiru hatimu
Perasaan yang sama
Namun,lihatlah juga birunya hati itu,hati yang pernah terjaga oleh ketulusanmu
Selami lebih dalam
Masihkah kau temukan ketulusan?
Kini,ia tertatih lagi,memperjuangkan harapan itu
Sendiri..hanya seorang diri
Tak perlu banyak beretorika
Bahagiamu lebih utama
Karena ia akan tetap dengan kesendiriannya
Hingga nanti ia temukan jawaban
Dalam tapal batas penantian


Sebiru hatiku kini, 31 Okt 2009

Oktober 30, 2009

Ishbir yaa Nafsiy..

ALLAH...Diri ini terjatuh lagi
Diri ini menangis lagi
Mengapa lagi dan lagi
Sudah banyak bulir hangat yang tumpah
Sakit,hingga menghujam di kedalaman

ALLAH...kini kebingungan menghampiri, penuh tanya dalam hati..
Mengapa harus ada asa itu ?
Ijinkan rasa itu pergi
Karena kini kumengerti
Akan sakitnya

ALLAH...Bantu aku mengenalinya
Keinginan jiwa sebenarnya..

Dengan izinMU ya Rabb..
Ijinkan hati dan jiwa ini terjaga
Hingga kumengecapnya
Di tempat yang tiada lagi tangisan pilu nan melenakan
Di tempat yang tiada lagi kedukaan
Di tempat akhir segalanya
Tempat yang penuh cahaya cintaMU..



Makassar,yang kini penuh bulir itu... 30 Okt 2009

Oktober 14, 2009

Tentang Cintanya ..

Aku tidak menunggu kepulangan dan janji-janji sore
Aku tidak menunggu kereta kan kembali membawa secercah harap

Kau tinggalkan aku mengarungi hari-hari dalam kebisuan derita
Kau lihatkah bahwa rinduku untuk syurga atau cinta kelangitan

Kau lihatkah bahwa janji itu untuk ALLAH
sudah tibakah saat pemenuhannya

Aku berlalu bagai perindu
Sebagai pemabuk yang cinta mendengarkan panggilan

Kau jumpaikah di sana para kekasih
apa warna pertemuan itu
dalam hijaunya syurga, dalam firdaus dan gemuruh karunia

Di negeri kebenaran kalian berkumpul
dalam damai dan perlindungan

Jika memang karena itu, selamat datang kematian tergilas darah
akankah aku menemuimu di sana, tinggalkan negeri derita

ya, kan kutemui kau di sana
Janji yang diyakini orang-orang jujur

kita dapatkan balasan, atas hari-hari yang kita lalui
dalam derita dan cobaan
kita kan dijaga dalam kebaikan
tanpa takut perpisahan dan kefanaan ..



Itulah tentang cintanya yang tertulis dalam syair ketulusan. Yang mengantarkan perginya sang kekasih hati. Syair cinta yang ditulis seorang wanita tegar,yang dalam dirinya mengalir sifat-sifat mujahid. Ialah Aminah Quthub, adik Sayid Quthub rahimahullah.

Betapa lama ia menunggu akan sebuah kebersamaan indah bersama sang suami, seorang Da'i Ikhwanul Muslimin. Sang suami termasuk dalam da'i yang ikut dipenjara saat rezim berkuasa di Negeri Para Anbiya.

Berpuluh-puluh tahun pun ia tetap menanti sang suami. Meskipun sempat terlepas dari penjara namun sang suami kerap ditahan lagi.

Suaminya pun tak tega melihat istrinya terus dalam kesendirian. Maka Ia memberikan kebebasan penuh untuk istrinya agar mencari kebahagiaan yang lain. Apakah yang dilakukan Aminah, saat suaminya berkata seperti itu. Apakah ia mengambil kesempatan dan lari meninggalkan suaminya?
Aminah Quthb tidak lah begitu. Meskipun pernyataan suaminya mengiris hatinya. Namun Ia tetap menunggu dan bersabar atas takdir Ilahi. Ia tetap bertahan hingga syahid pun menjemput sang suami. Dan tidak ada yang memisahkan antara aku dan dirinya kecuali kematian, tutur Aminah.

Sungguh keteguhan, kesabaran dan keikhlasan yang ditunjukkan seorang Aminah Quthb..
Subhanallah..dan tentang cintanya ia hanya bisa tuangkan lewat untaian indah, syair ketulusan itu.