April 30, 2010

Tintaku Mengering


Ibarat bait-bait yang masih baru terukir dari tinta yang tak pernah kering,pun dengan ingatan ini.Tentang rasa yang tak pernah lapuk oleh zaman.Selamanya menjadi sejarah dalam sulur-sulur kenangan

Sepucuk cemara tentang indahnya senja di taman surga telah usang. Semua terasa hampa. Jadi wajar jika kuberanggap kini tintaku mengering,tak mampu lagi mengukir bait demi bait. Semua telah terlampaui tak mampu lagi menemukannya,rasa itu..Hingga banyangnya pun tak mampu lagi terjamah

April 18, 2010

Rindu tetap Rindu

Bagaimana kabarnya langit di timur sana,sangat lama hembusan angin-angin khasnya tak berasa
Masih birukah,dgn lukisan awan putihnya
Masih adakah camar dan dara itu yg setia menghiasinya

Bagaimana dengan rumput ilalang itu?
Adakah deru atau embun-embun itukah yang menyelimutinya

Bagaimana dgn pasir putih itu?yang dulu pernah tergores namaku
Yang dengan mudah dihempas riak-riak ombak

Sungguh,hanya ada satu kata saat ini...
Rindu

Bagaimanapun permainan kata takkan mampu meredamnya
Rasa terdalam ini



Madinah,4 Rabi' Tsani 31
@jam 3 Pagi
(Akhirnya..hanya mampu menitikkan airmata)

April 07, 2010

Dini Hari di Madinah

Kusaksikan para sahabat berkumpul di masjid mu
Angin sahara membekukan kulitku
Gigiku gemeretak
Kakiku berguncang
Tiba-tiba pintu hujrah mu terbuka
Engkau datang ya Rasulullah

Kupandang dikau
Assalamualaika ayyuhan Nabi wa rahmatullah
Assalamualaika ayyuhan Nabi wa rahmatullah
Kudengar salam bersahut-sahutan

Kau tersenyum ya Rasulullah
Wajahmu bersinar
Angin sahara berubah hangat
Cahaya mu menyelusup seluruh daging dan darahku
Dini hari Madinah berubah menjadi siang yang cerah

Kudengar engakau berkata ;
"Adakah air pada kalian ? "
kutengok cepat gharibahku
para sahabat sibuk memperlihatkan kantong kosong
tidak ada setetes pun air, ya Rasulullah
kusesali diriku
mengapa tak kucari air sebelum tiba di masjidmu
duhai bahagianya, jika kubasahi wajah dan tanganmu
dengan percikan-percikan air dari gharibahku

Kudengar suaramu lirih
Bawakan wadah yang basah
Aku ingin meloncat mempersembahkan gharibahku
Tapi ratusan sahabat berdesakan mendekatimu

Kau ambil gharibah kosong
Kau celupkan jari-jarimu

Subhanallah,
Kulihat air mengalir dari sela-sela jarimu
Kami berdecak, berebut, berwudhuk
Dari pancuran sucimu

Betapa sejuk air itu ya Rasulullah
Betapa harum air itu ya Nabi Allah
Betapa lezat air itu ya Habib Allah

Kulihat Ibnu Mas'ud mereguknya sepuas-puasnya
Qad qamatish Shalah
Qad qamatish Shalah

Duhai bahagianya sholat dibelakangmu
Ayat sucimu mengalir dari suaramu
Melimpah memasuki jantung dan pembuluh darahku

Usai sholat kaupandangi kami
Masih dengan yang sejuk itu

Cahayamu, ya Rasulullah
Tak mungkin kulupakan

Ingin kubenamkan setetes diriku dalam samudera dirimu
Ingin kujatuhkan sebutir debuku dalam sahara tak terhinggamu

Kudengar kau berkata lirih
"Ayyu khalaqi a'jabu ilakum I'ma'nan ?"
Siapa makhluk yang imannya paling sempurna ?
..... Malaikat, ya Rasulullah

Bagaimana Malaikat tak beriman,
Bukankah mereka berada di samping Tuhan ?
..... Para Nabi, ya Rasulullah

Bagaimana Nabi tak beriman,
Bukankah pada mereka turun wahyu

..... Kalau begitu siapakah mereka, ya Rasulullah?

Langit Madiah bening, bumi Madiah hening
Kami termangu .,

Siapa gerangan mereka yang imannya paling mempesona
Kutahan nafasku,
Kuhentikan detak jantungku
Kudengar sabda mu,

"Yang paling mempesona imannya
mereka yang datang sesudah ku
beriman kepadaku
padahal tidak pernah melihat dan berjumpa dengan ku
yang paling mempesona imannya
mereka yang tiba setelah aku tiada
yang membenarkanku
tanpa pernah melihatku

Bukankah kami ini saudaramu juga, ya Rasulullah
Kalian sahabat-sahabatku
Saudaraku adalah
Mereka yang tidak pernah berjumpa dengan ku
Mereka beriman pada yang ghaib
Mendirikan sholat
Menginfakkan sebagian rezeki yang
Kami berikan kepada mereka

Kami terpaku,
Langit Madinah bening, bumi Madinah hening
Kudengar lagi engkau berkata
Alangkah rindunya daku pada mereka
Alangkah bahagianya aku memenuhi mereka

Suaramu parau,
Butir-butir air matamu tergenang
Kau rindukan mereka ya Rasulullah
Kau dambakan pertemuan dengan mereka, ya Nabi Allah

Assalamu'alaika ayyuhan nabi wa rahmatullahi wa baraka'tuh.

oleh : Jalaluddin Rakhmat
Repost dari FB

April 06, 2010

AIR


Pernahkah Kamu Memperhatikan Air yang Kamu Minum…?

Setelah Allah menyebutkan tiga golongan manusia di hari kiamat, yaitu Al-Muqarrabun, Ashhabul Yamin dan Ashhabusy Syimal dalam surat Al-Waqi’ah, Allah berfirman menyebutkan nikmat-nikmat yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya dengan kalimat bertanya, pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban tapi perlu direnungkan. Di antara ayat itu adalah, “Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?” (Al-Waqi’ah : 68).

Ya....pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ? pertanyaan yang sangat sederhana. Bahkan sebagian orang akan menganggap pertanyaan tersebut konyol, irasional dan main-main . Namun, disadari atau tidak kita pasti tersentak dan terbelalak dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan tentang sesuatu yang setiap harinya membersamai kita yaitu air.

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.

Bahkan, tubuh kita mayoritas berisi air. Karena, kandungan air dalam tubuh manusia berkisar sekitar 60 persen dari berat badan. Keberadaan jumlah air ini harus dipertahankan guna mendapatkan metabolisme tubuh yang stabil. Ketika tubuh kita kekurangan atau kelebihan air, maka secara otomatis tubuh akan memberitahukan kita. Jika kekurangan, kita akan merasa haus dan jika kelebihan maka perasaan ingin buang air kecil datang menyerang. Saya orang yang termasuk dehidrasi jika kemana-mana tidak bawa air minum. Air minum bagi saya adalah rahmat, yang tak ada duanya. Tidak mengapa kalau tidak makan, yang penting air nomer 1. ^_^

Singkatnya, air adalah kehidupan. Tanpa air, kehidupan tidak akan pernah ada. Bumi akan kering kerontang bila tidak ada air hujan. Begitu juga dengan penghuninya. Semua akan musnah binasa karena tercekik kehausan yang menyengat lantaran kekurangan air. Itulah air. Itulah keajaiban air.

Lantas, ada satu pertanyaan, ”
“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?” (Al-Waqi’ah : 68).

Sekali lagi, pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?

Suatu ketika, tatkala putra Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar sedang makan malam. Beliau tidak kuasa melanjutkan tatkala melihat air minum yang berada di hadapannya. Ada kekhawatiran dari raut wajahnya. Ada kesedihan yang menyelimuti hatinya. Ada perasaan gelisah yang menggelayuti jiwanya. Beliau tiba-tiba menangis dan tidak kuasa menahan dirinya sehingga beliau menitikkan air mata. Menetes diatas pipinya. Shahabat yang menemaninya keheranan dan bertanya, ”Wahai Abdullah ibnu Khattab, apa yang menyebabkan anda menangis ?” ”Air ini.” jawab beliau.

”Aku teringat” beliau melanjutkan, ”Aku teringat bahwa kelak di hari kiamat, yang diminta oleh penduduk neraka adalah air. Aku teringat dengan pesan yang Allah abadikan dalam firman-Nya,

وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ اْلجَنَّةِ أَنْ أَفِيْضُوْا عَلَيْنَا مِنَ اْلمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ قَالُوْا إِنَّ اللهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِيْنَ


Dan para penghuni neraka menyeru para penghuni jannah, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir.” (Al-A’raf : 50).
“Sungguh saya takut kalau di hari kiamat kelak tidak bisa meminum air lagi.” kata Ibnu Umar Radhiyallahu ’Anhuma. Subhanallah…..betapa jernih hatimu wahai ibnu Umar.

“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?” (Al-Waqi’ah : 68).

Sekali lagi, pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ? Su'alun Istifhamiyyah, Satu pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban tapi wajib untuk difahami dan direnungi.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba Mu yang bersyukur dengan menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.....Ya Allah, bantulah hamba-hamba Mu yang lemah ini untuk senantiasa ingat kepada Mu. Amien...


@SakanQ Madinah, 21-4-1431H

April 01, 2010

Taman Surga


Tergugu takjub akan birunya langit meski terik terpancar saat kubah-kubah cantik tersingkap sempurna. Riuh seruan takbir tanda pemujaan tertinggi kepadaNYa Sang Penggengam jiwa-jiwa makhluk semesta

Kepak-kepak dara bertasbih hinggap di langit-langit Madinah. Beriringan dengan manusia-manusia melafazdkan kalam ilahi

Di sini ada taman surga. Tempatnya menjejakkan kakinya membangun peradaban yang paling sempurna. Tempatnya mentarbiyah para pengikutnya hingga menjadi ahli syurga. Disinilah baity jannatinya bersama sang humairhoh tercinta. Raudhah..

Tersungkur diri, menyeka bening diujung cahayanya. Ketika mihrab mustajab itu terbuka perlahan-lahan. Melangkah kaki mengucap salam terindah untuknya, sang kekasih. Salamun 'alaik ya Habiballah. Salamun ' alaik ya Rasulullah. Aku di sini mengunjungimu, berziarah kepadamu dan sahabatmu, memohon do'a-do'a terbaik

Raudhah, taman surga..Disini terpatri cinta suci dalam balutan do'a-do'aku. Yang pernah terazzam di samudera jiwaku

Raudhah, di sini aku menanti. Berdo'a bersama yang terkasih



-sakan MMCH, Madinah
15 Rabiul Tsani 1431 H