Februari 19, 2011

Kami dan Madinah

Ada cerita tentang kami di sini. Saat samudera hati berteriak,inilah Madinah. Saat sorot mata yang menyimpan rindu mencari-cari kemana arah angin sejuk meniup jejak-jejak yang tertapaki. Kala itu, diepisode winter Madinah


Ada kisah kami di satu hari yang penuh berkah, di salah satu sudut kota Nabawy. Di bawah langit biru dan senandung suci jadi pengiringnya. Dalam keramaian insan, kami diam tergugu,hampir-hampir bulir terjatuh.

Kami dan Madinah adalah mata air kesejukan untuk episode takdir yang telah tertoreh.Sama seperti fajar saat kami membisikkan salam padanya di ufuk sana. Atau seperti senja di Raudhah, saat harap menjadi munajat yang akan terus terlantunkan.


Lompatan takdir telah membawa kami kesini, bersama isak tangis kami yang pernah tumpah di tanah ini,menerbangkan setiap harap dalam sekejap. 


Rabbana, ajarkan kami lagi tentang sabar dan memperkuatnya,agar kami bisa meneguhkan kembali pijakan ini
Rabbana, hanya keberkahan, kebaikan dan ridhoMu yang kami harapkan. Untuk hari-hari yang akan kami temui,untuk hari-hari tersulit itu. Hari-hari yang dipenuhi kerinduan.
Rabbana, Jika kami harus berkawan duka, jadikan tiap bulir airmata dan sesak dada terpeluk oleh CintaMu ...
Sabarkan kami Ya Rabb..Sabarkan hati hati kami... 


@ 23:04 PM Saat bulan purnama di langit Madinah
Hampir setahun sudah bersama mereka
minus 10 days 


2 komentar:

  1. Madinah... Ah, kapan saya diajak ke sana kak? :-p

    BalasHapus
  2. sudikah dirimu mendoakan diriku di depan ka'bah agar bisa menginjakkan kaki disana kak??

    BalasHapus