September 14, 2010

Muhasabah JIWA

Kembali menggoreskannya, sebuah perjalanan yang sampai kapanpun tak ada yang mengetahui akhirnya. Aku, kamu dan lainnya hanya menjalankan amanah-amanah RabbMu yang engkau katakan titah TuhanMU. Hingga satu waktu, engkau pun berhenti sejenak, menyelami kedalam samudera jiwa. Ya memaknai cinta. Yang menyemai rasa di jiwa. yang beriak-riak memainkan emosi jiwaku,emosi jiwamu


Ah..lagi-lagi jiwa, ego dijadikan patokan. Begitulah ia, tinggi di ufuk hingga ia terhempas, bertebaran atau seperti mutiara yang terlepas dari rantainya, tak beraturan. Sang jiwa ternyata lalai ! Hingga melupakan titah Rabbnya


Hingga cahaya itu datang mengisi hatiku, hatimu..hati kita..membuka mata yang terlena. dan ia bertahan.berhasil menguasai jiwanya. Menghapus jejak-jejak yang semestinya mungkin tidak ditapaki..Aku merdeka ! Mungkin begitu hati kecilnya berteriak. Karena sang jiwa sudah terperangkap dalam sangkar iman.


Wahai jiwa,,ingatkah dulu ketika Adam dan Hawa berada di JannahNYA. Menikmati indahnya karunia RabbNYA. Sampai sang syaithan pun berhasil menggoda dengan rayuan yang sangat melenakan, dengan mengelabui mereka untuk memakan buah khuldi. Buah yang sangat dilarang oleh ALLAH.Dan akhirnya mereka diusir dari tempat terindah itu


Jiwa,,tidak untuk saat ini..lanjutkan titah-titah RabbMu dengan berjalan, berlari kalo perlu melompat hingga menembus pelangi keindahan


Riak-riak itu hanyalah salah satu tamasya jiwa menuju tempat istirahat sesungguhnya


Kini sudah kutitipkan ke Yang Maha Penebar Fitrah Suci


Hanya ada diamku..dalam balutan doa-doa


 
 
 
Madinah, Sakan RooM 108
Melarutkan diri dalam penyadaran yang tertinggi
berusaha mengamnesiakan serabut saraf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar