September 21, 2010

LIFE is SHORT, Make It Sweet !

Sebuah refleksi diri, dan muhasabah selama hampir tujuh bulan di kota Nabi. Kota Madinah Yang bercahaya.


Subhanallah, ternyata Kota Madinah memang sangat Indah. Lebih indah dari pada perkataan orang-orang tentang kota suci ini. Kalau dahulu hanya mendengar dari orang tua dan kerabat ataupun dari "omongan" orang-orang. Alhamdulillah kini bisa merasakan sendiri. Ada benarnya memang perkataan mereka. Namun lebih ke dalam lagi, Subhanallah..


Madinah bukanlah kota besar seperti Mekkah bahkan Jeddah. Yang disetiap penjurunya dikelilingi gedung-gedung megah alias hotel-hotel yang super duper mewah. Madinah bukanlah kota yang selalu padat merayap, dengan murur yang selalu traffic. Seperti kota Mekkah.


Tapi Madinah dengan segala kesederhanaannya, justru makin banyak dicintai orang. Memang ada juga beberapa hotel-hotel megah yang berdiri tegak di sepanjang Haram. Tidak lain untuk mengakomodasi jama'ah haji dan umroh. Pun ada juga beberapa souk alias pusat perbelanjaan dan food court dengan "standar Amerika"-nya. Seperti Carreofur dan hyperpanda (Kalau di Indonesia, Hypermart), KFC, Mc Donald, Hardeys, Starbuck Cafe,Pizza Hut, Baskin Robins..Ckckckck....


Apa yang membuat Madinah Indah ?? Ketenangan saat menetap di sini. Syahdu. Karena di sinilah jejak-jejak Rasulullah membangun komunitas Islam. Disinilah terdapat taman surga itu. Raudhoh ! Bukan hanya itu kokohnya gunung uhud makin menambah cantiknya Madinah. Gunung yang mencintai Rasulullah dan Rasulullah pun mencintainya. Dari Anas bin Malik radiyallahu anha, Rasulullah bersabda " Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya" (HR Bukhari, Muslim). Sejauh mata memandang dari sudut lain Nabawi, gunung uhud teguh menghiasi Madinah. Subhanallah..makin cinta sama Madinah ^_^. Disamping Masjid Nabawi pun terdapat pemakaman Baqi. Tempat pemakaman Istri-istri nabi, putri-putinya, Para sahabat, Tabi'in, dan para ulama serta orang-orang shaleh. Makin indah lagi kalau senja hari, dari pagar-pagar Baqi melihat matahari terbenam dan makin terpancarlah Masjid Nabawi dan menara-menaranya.


Sekilas intermezo tentang Madinah dan siapapun yang menetap di sini pasti akan betah. Masih basah ingatanku saat pertama kali tiba Sempat beberapa kali mau pulang dan hal itu sampai tiga bulan merasakan tidak betah. Rasa yang sama saat menetap di Mekkah dua tahun lalu. Hanya ada HOMESICK, PARENTSSICK, NephewSICK,NieceSICK. Maksudnya kangen rumah, kangen orang tua, kangen si krucil-krucil/ponakan-ponakan. Beberapa kali menjatuhkan air mata, karena sungguh Jakarta-Makassar sangaaaaaaaaaaaaattt jauh dari Madinah. Kalau masih mahasiswa dulu, bisa berlama-lama di kos dan kalau rindu rumah dalam sekejap bisa sampai. Sekarang, di saat butuh penyemangat, butuh curhat, butuh kasih sayang bunda hanya bisa lewat telepon atau video call. Sungguh long distance..hikz. Untuk itu, menghabiskan waktu di haram adalah yang sering kulakukan saat outing. Hanya itulah tempat satu-satunya menghapus penat. Kadang merasa iri juga melihat beberapa keluarga yang membawa anak-anaknya bermain di halaman Masjid Nabawi. Komplit pokoknya, ayah, ibu, kakek, nenek, anak-anak...jadi ingin suatu saat bisa menetap lama di sini. Kabulkan Ya Rabb..


Alhamdulillah fase itu terlewati dan sekarang yang ada hanya betah dan betah.. Baru bisa terlewati saat memasuki bulan ke 6-7 berada di Madinah. Meski rindu tetaplah rindu, ia akan selalu mengisi hari-hariku di sini.


Kembali harus beradaptasi memang. Meski sudah mengantongi pengalaman satu tahun di Mekkah. Tetap saja adaptasi dengan berbagai karekteristik manusia. Terutama karakteristik rekan-rekan kerja, yang sama sekali tidak satu fikhrah. Ehm..ternyata, mungkin saya tidak bisa berharap banyak ada yang satu fikhrah dengan saya. Inilah beban tersulit. Sangat sulit. Disaat yang satu mau ini, yang lain mau itu..Subhanallah, Allah menempatkan diri ini bersama orang-orang yang smart secara ilmu pengetahuan duniawi, namun jujur mana pengetahuan akhiratnya. Bersama mereka yang hanya ada dunia di hatinya. Bukan berarti menganggap diri paling benar. Sungguh, diri ini mungkin tidak lebih baik dari mereka. Ini hanya sebuah protes diri. Hikz. Protes karena kehilangan semangat-semangat ruhiah dari teman-teman, protes karena belum bisa memaksimalkan ekspansi dakwah ke mereka.. Ya Rabb....toloooooong hamba..


Tidak semua harus sesuai harapan. Justru inilah tantangannya. Mungkin dari sini awalnya akan mengecap pintu syurga. Aamiin Ya Rabb..Mauuuu..mauuuu..Hayoo semangat (hanya penguatan diri ;p). Bersyukur ! Hal yang paling utama. Bukankah dirimu sendiri yang memohon kepadaNYA untuk ditempatkan di Madinah. Masih ingatkah akan lantunan doa-doa dalam setiap sujudmu untuk menetap di Madinah. Jadi bersyukurki'. Jadi ingat pesan bunda, bersabar, bersyukur. Subhanallah, bunda yang paling semangat memang kalau soal rapuhnya hatiku..hikz.


Bersyukur ! Karena kalau dilihat lebih dalam, masih banyak yang lebih "menderita" lagi dengan permasalahan-permasalahannya sendiri. Hampir tiap hari beberapa teman menyampaikan keluh kesahnya selama menetap disini. Ada juga yang memiliki masalah yang sangat complicated, sampai-sampai bulir beningku jatuh. Namun ada juga yang enjoy dengan dunianya sendiri,benar-benar apatis terhadap ALLAH. Astaghfirullah. Naudzu billahi mindzalik. Namun yakin ALLAH Maha membolak balikkan hati.. Sekali lagi hanya evaluasi diriku, karena diri ini tidaklah lebih baik dari mereka.


Hanya berusaha berada in a pathway of Islam. Tentu tidak ingin sendiri !! ingin bersama mereka..


“Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik”


" Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu ! "


Dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

"Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta'ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya." Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif quluubanaa ‘ala tho’atik” (Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu!),(HR. Muslim no. 2654).


Setiap orang mempunyai caranya tersendiri untuk mengubah kesedihan menjadi sebuah senyum atau kebahagiaan. Kuncinya ada di hati ! Memang mudah berkata-kata. Namun jika kita mencobanya ternyata sangatlah mudah.Seperti merubah yang asam menjadi manis, tinggal dikasih gula. Yang hambar menjadi gurih tinggal ditabur garam..hehehe... begitu mungkin perumpaannya. Hanya orang-orang yang tidak mau berpikir yang membuat penderitaan itu semakin besar. Seperti kata seseorang,dan kata bunda dulu "Jangan memperturutkan rasa yang "aneh-aneh" kalau datangnya bukan dari ALLAH".


Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazan, wa audzubika minal ajzi wal kasal, wa audzubika minal jubni wal bukhli, wa audzubika min ghalabatid dain wa qahrir rijal (HR. ABu Daud)

 
"Ya Allah, aku berlindung pada Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dan dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan orang..."


Madinah, 12 Syawwal 1431 H
Hamba ingin membuatnya (jiwaku) "sweet" di sini Ya Rabb
sesuai tuntunanMu, untuk menggapai RidhoMu
Semangaaaaaatki' ukhty ^_^
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar