Mei 01, 2010

Jundi-Jundi Kecil -report from ward-

Jundi-jundi kecil...

Begitu sapaanku kepada pasien-pasienku yang rata-rata berusia 1-7 tahun. Mengapa ? Karena mereka harus bertahan hidup melawan penyakit mereka yang sudah kronik. Tidak hanya itu mereka pun rata-rata dengan tingkat kesadaran yang rendah atau istilah medisnya tingkat GCS (Glasgow Coma Scale) comatose.
Sebagian harus memakai bantuan mesin napas buatan atau ventilator. Sebagiannya lagi terpasang trakheostomy, suatu alat yang dipasang tepat pada saluran trakeostomy untuk membantu pernapasan. Biasanya kondisi seperti ini tidak mampu benapas spontan melalui nasal atau hidung. Ada 3 little angelsku yang memiliki tingkat kesadaran Sadar Penuh atau istilah medisnya Compos Mentis. Biasanya saya bermain bersama mereka, dan mnegajaknya ngobrol dan memberikan social support.
Begitulah intermezo atau mukaddimah dari tulisanku ini. Sekarang saya akan mendiskripsikan malaikat-malaikat kecilku ini. Kadang-kadang aku menyebutnya Jundi-jundi kecil. hehe.. Meskipun sebagian mereka tidak sadar.

Yang tertua Jundi kecilku berusia 7 tahun. Saya memanggilnya Komandan NA. Komandan NA, harus selalu terbaring di tempat tidurnya. Tidak mampu berjalan,dengan kondisi lumpuh dari bawaan lahir. Komandanku ini harus bernapas dengan bantuan trakheostomy. Pun ada masalah dengan pencernaannya. Ia tidak mampu menelan, tidak mampu mengkonsumsi makanan lewat selang atau NGT (Naso Gastric Tube). Alhasil ia pun harus dipasang Gastrostomy, selang yang langsung tersambung ke lambung. Innalillahi wa inna ilahi raji'un. Begitulah yanga selama ini jundi kecilku si NA rasakan. Saya tidak bisa mengatakan ini sebuah penderitaan, karena terlalu kasian dan tidak tega dengan usia nya sekarang. Jundiku ini sangat bisa merasakan deritanya. ia pun sering menitikkan air matanya dari kelopaknya yang bulat. Kalau sudah begini, saya pun jadi simpati dengannya. Alhamdulillah abinya si NA ini sering datang menjenguk dan meruqyah anaknya dengan untaian doa-doa penuh cinta, Subhanallah kebiasaan orang Saudi ini patut ditiru. Jadi ingat waktu kerja di RS di Jakarta, rata-rata penjenguk hanya datang untuk "tamasya" dan datang bergerombong...Huuft..

Lain Komandan NA lain juga dengan jundiku Little AD. Jundi kecilku ini sangat tampan. Subhanallah jamil jiddan. Jundi AD berkulit putih, beralis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, bibir merah dan tipis.. Subhanallah tak henti-hentinya bersyukur Maha Kuasanya ALLAH atas penciptaan hambanya ini. Bersamanya biasa kuhabiskan waktu jika selesai dutyku. Bermain atau mengobrol dan membuatnya rewel hehehe.Jundiku dengan usianya yang 3,5 tahun harus tetap bertahan hidup dengan alat trakheostomy yang dihubungkan dengan mesin napas atau ventilator. Hikzzz.. Kasian jundi ADku, dia sering menangis kalau ingin sekali batuk dan mengeluarkan lendirnya. Mungkin karena ia menahan rasa sakit. Ia pun tak dapat berjalan sempurna. Kalaupun ingin berjalan harus menggunakan baby walker. Biasanya kuajak ia berlari-lari kecil agar ia mampu melatih kakinya meski menggunakan walker. Jundiku sangat senang kalau ia ditempatkan di walker dari pada terus-terusan di tempat tidur. Mungkin ia merasakan bosan juga. Kemarin jundi AD menangis tersedu-sedu, ia menolak semua makanan yang kutawarkan.Dan ia pun membalikkan badannya enggan menolehku. Sepertinya ia bersedih.. Dan ternyata benar, sebelum ia menangis terlihat seorang wanita Saudi menjenguknya, tapi buka ummi jundiku. Ia ummi jundiku yang lain. Saat itu jundi AD terlihat sangat senang, tersenyum dengan manisnya. Si Ummi itu mengajaknya ngobrol dengan bahasa Arab. Tapi sang ummi hanya sebentar dan berpatitan dengan jundiku. Setelah kepergiannya, jundiku langsung meneteskan airmata, sediiiiiiiiiiiiiiiiih sekali melihatnya. Aku langsung memeluknya erat. Mungkin ia pun merindukan umminya. Hemmm..Kmana ummi jundiku ??? Saya pun belum pernah melihat, hanya Abinya yang paling sering menjenguk. Sungguh, jundiku AD sangat butuh seorang pendamping yang dekat dengannya.. Tenaaaaang, kami-para mumaridh- selalu bersama jundi AD. Tapi tetap saja sang ummi yang dibutuhkannya..

Wardku, selalu full dengan suara murattal, beberapa minggu kemarin. Murottal dari jundiku yang lain. Jundi JM.. Hari-hari di ruangan selalu penuh semangat, terutama saya.Alhamdulillah sekalian muroja'ah hafalan quran. Namun Hari itu berbeda. Biasanya setiap saya menapakkan kaki ke ruangan selalu di sambut dengan syahdunya murottal itu. Hari itu berbeda. Tidak ada suara murottal, tidak ada lantunan ayat-ayat cintaNYA. Jantungku berdegup. Ini tidak biasa. Hari ini beda. Mengapa murottalnya tidak menyala. Apakah dimatikan atau apa. Saya tidak berfikiran jundiku akan pulang ke rumah. Impossible !! Jundiku ini kesadarannya sudah coma, namun ALLAH masih menjaganya. Masih menghendakinya hidup, dengan tetap menggunakan napas dari mesin. Ia bisa bertahan. Alhamdulillah selama di rawat ia stabil, tingkat saturasi oksigennya selalu 100%. Saya pun kaget saat melihat tidak ada tempat tidur jundi JM di tempatnya, tidak ada mesin napasnya, dan tentunya morottal itu. Saya pun bertanya ke sister yang night duty.. Isy fii ?? Aina JM ? Kata sister itu " He's died ". Jantungku semakin takikardia, Innalillahi wa inna ilahi roji'un... YA Rabbi.. Engkau mengambilnya hari itu. Engkau lebih menyayanginya. Hari itu saya tidak fokus kerja, selalu terbayang jundiku JM, dengan tubuh mungilnya. Yang paling berkesan adalah abi dan ummi JM. Mereka selalu datang untuk menjenguk. Dan selalu membacakan doa dan al quran. Subhanallah..tampak sabar dan teduh melihat mereka. Saya benar-benar kagum dengan sosok orang tua ini. Sungguh, saya kehabisan kata memuji mereka..Subhanallah..Subhanallah.. Tak terbayang bagaimana mereka kehilangan sang jundi. Jundiku inilah yang membuatku semangat untuk duty, selain karena murottalnya, juga semangatnya untuk bertahan hidup.

Begitulah gambaran di wardku, hari-hari dengan pasien-pasien kecilku, jundi-jundi kecilku. Dengan semangatnya masing-masing untuk bertahan. Sungguh kadang saya malu, dan kurang sekali rasanya rasa syukur ini. Ya Lalai ! mensyukuri nikmat ini. Saya yakin jundi-jundi kecil tak mau sepeprti ini. Mereka tentunya ingin normal, ingin seperti anak-anak lainnya. Menikmati hidup, bermain, menghabiskan kebersamaan bersama keluarga. Sedangkan saya, selalu saja mengeluh, malas duty, tidak menghargai nikmat sehat. Sakit sedikit, mengeluhnya banyak. Ya, sudah beberapa hari ini demam tidak turun-turun, tidak bisa menelan,bahkan minum air saja sakit, mau makan susah, mau tidur apalagi.Akhirnya i took madecine. I took antybiotic. Mau tidak mau !! YA ALLAH..Sungguh aku maluuuuuu..mestinya bisa berkaca dengan jundi-jundi kecil itu, mereka terlihat lebih semangat, meski responnya berbeda dengan saya. Astaghfirullah..Astaghfirullah....

Dan ( ingatlah ) ketika Tuhanmmu memaklumkan, " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingakari (nikmatKU), maka pasti azabKu sangat berat: ( QS 14 : 7 )

Sungguh, ukhty nda pantasnya dirimu banyak mengeluh. Bersyukur dan bersyukurlah. Bekerjalah kamu, biarlah ALLAH dan RasulNya yang menilai.

Ingatlah pesan Lukman kepada anaknya " Wahai anakku ! Sungguh jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya ALLAH akan memberinya (balasan). Sesungguhnya ALLAH Mahahalus, Mahateliti
(QS 31 : 16)

Dan orang-orang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-sebaik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan (QS 29 :58)

Tenang maki' ukhty, Sungguh ALLAH beserta orang-orang yang berbuat baik...

Alhamdulillah,, terimak kasih jundi-jundiku..mengajariku selalu bersyukur atas segala nikmatNYA. Ku berazzam untuk selalu semangaaaaaat ^^


SakanQ, 17 Jumadil Awal 1431 H
Lagi di depan laptop n rebutan sinyal sama temanQ ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar