Maret 28, 2011

Dalam Doaku


Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima
cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan
menerima suara-suara


Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma menjadi pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan musykil
kepada angin yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang
mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis,yang hinggap
di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan
dari nun di sana, yang bersijingkat di jalan kecil itu
menyusup di celah-celah jendela dan pintu
menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut,dahi dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku yang dengan sabar
bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya,
yang dengan setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku


aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu


_Sapardi Djoko Damono_
 
 
The end of Rabiuts Tsani 1432 H
Begitupun dengan bait-bait doaku yang pernah terlantun di Raudhoh
Kabulkanlah Ya Rabb..Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar