Juli 14, 2011

One Step For Going Termination _part 1_


Ruangan ini kecil, lebih besar dari kamarku di sakan. Ada beberapa meja berdempet-dempetan. Aku duduk terdiam, memperhatikan sekeliling ruangan. Tiba-tiba seorang wanita menegurku " Ada perlu apa ukhty, ada yang bisa dibantu" tanyanya. Sontak aku kaget. Ooh,,ehm,,, saya ingin memberikan resignment paper ini. Beliaupun tak kalah kagetnya hehe.. "Leisy ukhty, ish musykillah?, lanjutnya ".. Ndapapa, saya hanya ingin pulang  dan tidak melanjutkan kontrak, Semua alasan tertera di paper itu. Resignment paperku tertulis dalam bahasa inggris dan bahasa arab, jadi mudah bagi mereka membaca jika tak paham bahasa Inggris.


Aku kembali terdiam, sementara wanita tersebut mengeluarkan beberapa kertas dari file foldernya. Lamunan membawaku teringat akan satu waktu. Masih basah dalam ingatan, dulu aku pun masuk ke ruangan ini, ketika pertama kali aku tiba di rumah sakit. Saat itu Rabiul awal 1431 H. Aku dan teman-teman mengumpulkan beberapa dokumen yang kami bawa dari Indonesia. Masya ALLAH Indonesy, marhaban..marhaban..welcome to mustasyfa wiladah. Begitu kata beberapa wanita yang bekerja di idarah nasawiyah ini. Banyak sekali dokumen-dokumen berbahasa arab yang harus kami tanda tangani. Kalau kita ditipu gimana niy, secara ini bahasa arab hehehe. kata temanku panik. Tenang nanti di ruangan masing-masing minta diterjemahkan sama teman saja yang bisa bahasa arab, kataku.


Kembali aku dikagetkan  "Ya ukhty, ta'ali, sign here". Sepertinya aku diharuskan menandatangani beberapa paper. Apa yang aku lakukan di sini?? tanyaku dalam hati. Ya ALLAH, yakin nih sign semua resigment paper. Hatiku berdiskusi. Ah bismillah saja, aku harus pulang dan meninggalkan madinah ! Itu saja. Kembali hatiku komat kamit, sepertinya banyak kenangan yang mampir saat menyebut Madinah, the blessing land.


Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya semua paper kutanda tangani. Tinggal beberapa dokumen saja yang harus aku lengkapi. Dan... fen ID hopital ? tanpa ragu aku memberikannya. Kirain mau di foto kopi, tau-taunya disimpan untuk selamanya. Sister, IDnya bukan buat kenang-kenangan ya? Kan saya exit masih awal tahun depan? Laa, kamu sudah submit semua paper, berarti ID juga harus diserahkan. Dan sebagai gantinya, ini ID pegangan kamu. Hikz..oke baiklah..


Saya pun berpamitan dan akan kembali hari sabtu nanti untuk melanjutkan proses resignment ini. Aku berjalan menuju koridor dan menaiki tangga menuju sakan. Jarak idarah ke sakan kurang dari 500 meter, sangat dekat. Dalam perjalanan pulang yang sangat terik itu. Sempat-sempatnya aku melamun, memikirkan apa yang sudah aku lakukan tadi. Bener nih mau meninggalkan Madinah? Teringat kembali masa-masa perjuangan sebelum berangkat dan semua kenangan di sini. Masih ada kesempatan sebenarnya untuk membatalkan proses ini, mumpung paper belum masuk ke Mudiriah (Ministry of Health Madinah). Ah, apa-apan ini. Ayo ukhty, kamu harus meninggalkan Madinah. Thayyib ya qalbu. Bismillah, semoga tidak ragu lagi..


Ah, madinah,,madinah,,kenapa berat sekali meninggalkanmu. Tidak rela rasanya keluar dari madinah ini. Secara mimpi-mimpiku pernah aku titipkan di raudhoh. Tapi sangat jelas sekali ALLAH memberikan jawaban-Nya. Meninggalkan Madinah. Ya Rabb, di sisa waktu ini, ijinkan hamba beramal sebaik-baiknya. Terimalah segala munajat munajat ini. Semua yang pernah terlantun, semoga bukan hal yang sia-sia, kalau tidak sekarang, Yakin insyaALLAH mungkin nanti. atau ... ada ganti yang lebih baik ( *sudah terbukti ya Rabb, akhirnya mata ini terbuka dari lamunan semunya)..What are you talkin' about ya ukhty??? hehehe..
nda jie ^_^


to be continued ....
@ sakan MMCH, 13 sya'ban 1432 H
Madinah Al Munawwarah
Sekedar curhatan, nanti setelah meninggalkan Madinah, 
pasti seru bacanya *tabassum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar