Tak henti-hentinya ku tantang fajar hingga teriknya menyilaukanku
menatap awan putih penuh debu
Membiarkan diri terbakar sinarnya
membiarkan butiran luluh di wajah
meresapinya hingga di kedalaman jiwa
sungguh sangat lama
hingga ku tersadar
tiada embun-embun itu yang sedikit saja melegakan
tiada deraiannya meski hanya sejenak
suara hembusan pun tak meluruhkan
bulir-bulir di ujung pelupuk
melegakan sekadarnya
tak mengapa,ku menelisik maunya jiwa
mungkin bukan di sini
tempatku menunggunya...
Entahlah .............
Meccah 2008, saat aku rindu ...
menatap awan putih penuh debu
Membiarkan diri terbakar sinarnya
membiarkan butiran luluh di wajah
meresapinya hingga di kedalaman jiwa
sungguh sangat lama
hingga ku tersadar
tiada embun-embun itu yang sedikit saja melegakan
tiada deraiannya meski hanya sejenak
suara hembusan pun tak meluruhkan
bulir-bulir di ujung pelupuk
melegakan sekadarnya
tak mengapa,ku menelisik maunya jiwa
mungkin bukan di sini
tempatku menunggunya...
Entahlah .............
Meccah 2008, saat aku rindu ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar