Dakwah itu ternyata indah. Sebelum mengenal tarbiyah yang terpikir bahwa yang berdakwah itu pasti seorang ustadz atau ustadzah. Orang-orang langitan istilahku saat itu. Awal mulanya aku ragu. Lalu aku mencari tahu.Seketika ingin mundur, ini bukan jalanku. Selanjutnya mereka mendekatiku.Memberikan warna yang sangat indah. Ada cinta, ketulusan, pengorbanan, dan semangat. Ada lautan ilmu yang terbentang yang akan menghinggapiku. Lantas aku terwarnai. Mereka berhasil sukses mewarnaiku. Mereka memberikan beraneka ragam warna-warna yang belum pernah kulihat. Itulah dakwah.
Namun ternyata setelah terwarnai oleh dakwah, ada tuntutan untuk mewarnai. Apakah seperti itu. Tanyaku dahulu. Apakah kamu ingin shaleh sendiri ? Apakah cukup dengan warna mu kini. Tidak ingin kah engkau memberikan dan menebarkan warna-warna indah itu ke saudara-saudaramu yang lain. Masya ALLAH.. Ternyata sungguh berat YA RABBI. Ya itulah dakwah. Tidak akan semudah membalikkan tangan. Jalannya tidak lurus. Ia berliku, terjal kadang menanjak. Banyak onak dan duri yang siap menghadang. Setiap saat badai siap menerjang.Tidak sedikit cemoohan yang kau dapati. Namun keindahannya tidak pernah luntur meski jalannya seperti itu. Engkaulah yang membuat ia tetap indah. Tentu dengan keistiqomahanmu.
" Sesungguhnya ALLAH telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka ..." (QS. At Taubah :111)
Sudah berada di jalan ini apakah ingin mundur ?? Sudah ada di jalan ini, berarti siap menghadapi konsekuensinya.Mungkin saya dan juga kalian pernah jatuh di jalan ini. Namun segera tercharger kan? Jangan sia-siakan jalan ini. Inilah tiket untuk ke syurganya. Berlelah-lelah, bermandikan keringat. Biarlah. Semua kan terbayar saat di kampung akhirat nanti. Masya ALLAH, mudah untuk berkata-kata. Tinggal aplikasi kongkritnya saja. ALLAH sebaik-baik pelindung kita.
Saya jadi teringat novel " Diorama sepasang Al Banna ". Lucu, Ryan sang arsitek mengatakan dulu saya seorang mantan aktivis dakwah. Mengapa harus ada kata dulu ? Bagi seorang pengemban dakwah tidak ada istilah mantan. Karena kita adalah da'i sebelum segala sesuatu. Aku pernah menjadi seorang pengemban dakwah, dan itu akan aku tetap tanam dalam hati untuk menjadi seperti itu. Dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. ALLAH lah yang akan membalas orang-orang yang senantiasa berjuang di jalanNYA.
Ada kisah lain. Kali ini kisah saya dua tahun lalu. Waktu itu saya bekerja di Rumah Sakit Pemerintah di daerah Jakarta Timur. Ini kesempatan untuk berdakwah di amal mihany. Memberikan dan menebarkan warna. Tidak semudah yang saya bayangkan. Sebagai seorang tenaga kesehatan ternyata tuntutannya banyak. Apalagi sebagai perawat, profesiku. Head Nurse saya menuntut untuk tidak memanjangkan jilbab. Alasannya karena bisa-bisa jilbabnya membawa kuman dan terkena dengan luka pasien. Dan tidak hanya satu pasien yang dirawat. Nanti jilbab panjang mu itu menebarkan virus. Begitu katanya. Huh.. dongkol sekali saat itu. Apakah saya harus memendekkan jilbab hingga leher ini tercekik, pikirku. Nda akan, gumamku dalam hati.
Saat itu saya berazzam ingin menunjukkan " Ini lho perawat muslimah ". Bismillah.Biidznillah.. Saya yakin ALLAH pasti menolong hambaNya ini. Rencana pun dijalankan. Tetap membangkang perintah Head Nurse. Alhamdulillah saya bisa menjalankannya, tanpa teguran-teguran lagi darinya. Tetap menjadi perawat dengan jilbab lebarnya. Mengenai virus yang akan terbawa ke jilbab. Bisa disiasati kok. Ternyata mudah tanpa harus memendekan jilbab. Hingga akhirnya gara-gara jilbab panjang itu, mendatangkan kisah baru....
Rumah Sakit tempat saya bekerja juga sebagai rumah sakit pendidikan. Artinya banyak mahasiswa yang akan praktek di sana. Diantaranya coass ataupun mahasiswa keperawatan. Gara-gara jilbab lebar ini, ternyata ada seseorang yang selalu memperhatikan. Masya ALLAH..Dia seorang coass dari Universitas ternama di Jakarta. Hingga dia pun menegur saya seperti ini, " Mba, jilbabnya panjang sekali ". Saya mengatakan " Alhamdulillah ". Lalu ia berkata lagi, " Kok beda sama mba yang itu", katanya sambil menunjuk rekan kerjaku yang juga seorang perawat. Bingung, saat itu harus menjawab apa. Mau tersenyum juga tidak ahsan, karena bukan muhrimnya. Ia langsung berkata lagi, " di kampus saya juga banyak yang seperti mba, jilbaber." Kutinggal saja sang coass itu. Saya tetap berhuznodzon. Mungkin ia sedang " belajar ".Belajar mencari cahaya Islam. Makanya banyak tanya.
Beberapa hari setelah kejadian itu, ternyata saya dapat dinas malam dan sang coass pun dinas malam. Ingin rasanya kabur, khawatir akan ditanya macam-macam lagi. Namun, entah terbesit dalam hati, kalau memang ia sedang "belajar" , semoga saja diri ini bisa mewarnai, tanpa terwarnai. Malam itu ada pasien kritis,coma. Sehingga semua tim medis pun sibuk untuk menolong. Termasuk saya dan coass itu. Kami dan perawat yang lainnya sekuat tenaga menolong pasien itu. Coass itu memberikan ventilasi ( Oksigen) melalui Bag Valve mask yang disambungkan ke tabung oksigen. Serius dan Sibuk ! Situasi saat itu.Saya memberikan injeksi medikasi ke pasien kritis itu. Saya memperhatikan coass itu tidak terlalu panik. Mungkin sudah terbiasa menghadapi situasi kritis. Sepertinya ia ingin melakukan sesuatu. Gerak-geriknya aneh. Mau apa lagi nih coass. pikirku.Hingga ia pun akhirnya mengeluarkan pertanyaan. Sebuah pertanyaan yang sampai saat ini sangat membekas..
" Mba, tahu pergerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir ? Imam Syahid Hasan Al Banna pendirinya". Hingga semua argumennya tentang dakwah pun mengalir deras. Padahal sang coass itu sedang memegang ambubag (ventilasi portable) yang diberikan ke pasien. Masya ALLAH.. Langsung saya hentikan kicauannya. Karena situasi tidak memungkinkan untuk berdiskusi tentang dakwah. Di depan pasien kritis.. Dasar ! Ikhwah baru "ngaji" mungkin .. Tawaku dalam hati. Saya tidak melanjutkan diskusi dakwah dengan coass itu, meski situasi kritis pasien telah terlewati. Saat itu saya berpikir, Insya ALLAH sang coass akan menemukan cahaya islam yang indah dalam dakwah ini. Saudaraku, semoga engkau tetap di jalan ini, jalan berliku. Semoga ia juga menebarkan warna indahnya.
Tidak hanya masalah jilbab. Dengan identitas seorang muslimah, ternyata mau tidak mau jadi perhatian orang. Apalagi di sebuah rumah sakit, dengan beragam karakter manusia. Ini kesempatan untuk berdakwah fardiyah dengan mereka. Dengan melakukan hal-hal terkecil. Seperti memberikan salam ke pasien ataupun tetap menjalankan dhuha di tengah situasi sulit. Waktu dhuha adalah jam-jam tersibuk di ruang kerja saya. Mulai dari visit dokter, sampai tugas-tugas perawat lainnya yang penuh tuntutan. Belum lagi untuk shalat fardhu tepat waktu. Benar-benar ujian. Namun saya sadari. Inilah dakwah. Tidak melalaikan ibadah dan tidak juga melalaikan tanggung jawab sebagai perawat, tidak melalaikan hak-hak pasien. Sangat beraaaaaatt..
Begitulah dakwah konkrit saat terjun ke masyarakat. Benar-benar penuh warna. Apalagi jika terjun bersama saudara seiman. Ada ketulusan, indahnya ukhuwah. Tiada yang sia-sia InsyaALLAH. Sungguh ! Sinar amanah dakwah ini sangat indah bagi setiap insan yang dapat merasakannya.
Mewarnai ataukah terwarnai ? Tapakilah jalan ini, kan kau rasakan dahsyatnya.
Berangkatlah kamu dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan ALLAH. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui ( QS At-taubah :41)
Ya ALLAH sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMU, bertemu untuk taat kepadaMU, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)MU, dan berjanji setia untuk membela syariatMU, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya. Ya ALLAH, abadikanlah kasih sayangnya,tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahayaMU yang tidak akan pernah redup.Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepadaMU, dan matikanlah dalam syahid di jalanMU. Sesungguhnya engkau sebaik-baik pelindung dan penolong. Aamiin
Wallahu a'lam ..
Aku dihening dan dinginnya malam, yang tak akan kubiarkan diri patah semangat ,21.00 WIB
Aku dihening dan dinginnya malam, yang tak akan kubiarkan diri patah semangat ,21.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar