Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung
(QS Ali Imran:200)
Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketahuilah bahwa kedudukan sabar terhadap segala perkara seperti kedudukan kepala terhadap jasad. Jika kepala meninggalkan jasad, maka rusaklah jasad. Dan, jika kesabaran meninggalkan perkara-perkara kita, maka rusaklah perkara-perkara itu.”
Sedangkan Utsman bin Affan berkata, “Aku mendapatkan kebaikan itu berkumpul dalam empat perkara; Mencintai Allah dengan menjalankan perintah-Nya. Bersabar menjalankan hukum-hukum-Nya. Ridla kepada takdir-Nya. Dan, malu dilihat Allah.
Abu Hatim berkata, “Kesabaran adalah penyatu segala urusan, pengatur keteguhan hati, penopang akal, benih kebaikan, dan alasan bagi orang yang tidak mempunyai alasan.”
Abu Hatim berkata, “Kesabaran adalah penyatu segala urusan, pengatur keteguhan hati, penopang akal, benih kebaikan, dan alasan bagi orang yang tidak mempunyai alasan.”
Menurut syaikh al qardhawi tentang sabar :
Pertama, Memahami arti kehidupan sebenarnya.
Kehidupan dunia bukanlah surga kebahagiaan atau tempat tinggal abadi, tetapi medan pelaksanaan tugas dan menempuh ujian-cobaan. Manusia diciptakan untuk diuji agar lulus memasuki kehidupan abadi di akhirat, menempati surga dan terbebas dari neraka.
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orangorang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (Q.S. 3 : Ali Imran : 140).
Ketika diminta melukiskan dunia Ali bin Abi Thalib berkata, “Apa yang harus saya gambarkan tentang tempat pemukiman yang dimulai dengan tangisan, di tengahnya penuh kelelahan, dan akhirnya pemusnahan.”
Abdullah bin Mas;ud berkata, ‘Setiap kesenangan pasti disertai kesusahan, dan tiada rumah tangga dipenuhi kebahagiaan kecuali dipenuhi pula kesedihan.”
Ibnu Sirin berkata, “Tiada ketawa selalu kecuali sesudahnya datang tangisan.”
Kedua, Hendaknya manusia menyadari akan dirinya sendiri.
Maksudnya, bahwa manusia adalah milik Allah pada permulaan dan pada akhirnya. Allah telah menciptakannya dari tidak ada. Kemudian diberinya roh, rasa dan gerak. Dianugerahkan kepadanya pendengaran, penglihatan, dan hati. Dilimpahkan baginya karunia nikmat lahir dan batin,kesehatan, dan kekuatan tubuh, harta benda, dan anak keturunan.
Dan apa saja ni`mat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (Q.S. 16 : An Nahl : 53).
Dan, jika ditarik kembali sebagian yang dimiliki manusia, maka sudah seharusnya dia tidak marah kepada pemberinya dan pemiliknya. Ucapkanlah Istirja. (Q.S. 2 : Al Baqarah : 156).
Ketiga, Yakinlah ada pahala yang baik di sisi Allah.
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya. (Q.S. 29 : Al ‘Ankabuut : 58-59).
Umar bin Khathab berkata, ‘Tidaklah aku tertimpa musibah kecuali aku memperoleh empat kenikmatan; Bahwa musibah itu tidak menimpa agamaku. Tidak lebih besar dari apa yang pernah ku alami. Aku tidak pernah melepaskan kerelaanku untuk menerimanya. Dan, aku selalu berharap adanya pahala yang besar di sisi Allah.”
Keempat, Yakinlah musibah itu akan segerala berlalu.
Yang membantu terlaksanya kesabaran adalag keyakinan bahwa kemenangan dari Allah.
Keyakinan terbebas dari himpitan musibah.
Kisah Ya’qub dan anak-anaknya itulah cermin kita.
... dan janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir (Q.S.12 : Yusuf : 87).
Kelima, Memohon pertolongan Allah
“Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Q.S. 8 : Al Anfaal : 46).
Keenam, Meneladani orang-orang yang sabar dan memiliki tekad yang kuat
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. 11 : Huud : 120).
Ketujuh, Beriman kepada taqdir dan sunnatullah
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Q.S. 57 : Al Hadid : 22-23).
Dan bersabarlah dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan pula bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan (QS An Nahl :127)
Wallaahu A’lam Bish Shawwab
Madinah, 25 Rajab 1432 H @ 9.49 AM
Di suatu pagi, di sakan _menikmati liburan _
fashbir shabran jamiilaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar